Hari sabtu Gavin dipenuhi dengan perdebatan absurd Marsha dan Leo si keripik kentang. Entah apa yang membuat Leo begitu rajin hingga pagi sekali ia sudah bertamu ke rumah Gavin. Marsha yang kebetulan menginap di rumah Gavin pun berteriak heboh begitu melihat Leo ikut sarapan di rumah Gavin. Dan dari situlah dimulainya perdebatan absurd itu. Apalagi ditambah dengan celetukan Nathan sesekali. Jadilah rumah Gavin penuh pekikan Marsha dan gelak tawa Nathan dan Leo atau sebaliknya. Beruntung sang Ayah sedang ada undangan pesta, jika tidak, dapat dipastikan kondisi rumah Gavin lebih mirip dengan konser band rock atau sejenisnya.
" Marsha bengek.. kuda jalannya bukan begitu.." pekik kesal Leo. Mereka sedang bermain catur sekarang. Setelah tadi menyelesaikan perdebatan tentang warna hewan zebra yang sebenarnya. Leo yang mengatakan warna hitam bergaris putih dan Marsha dengan keras kepalanya mengatakan warna putih bergaris hitam. Dan berakhir dengan kesimpulan dari Nathan yang mengatakan zebra yang tidak berwarna karena hitam putih.
" kenapa memangnya? Kuda itu tidak berjalan tau, kuda itu melompat atau berlari. Makanya Marsha bawa kuda Marsha berlari lalu melompat dan akhirnya menangkap ratu mu. Dan Marsha menang, yeyy..."
"tapi kita main catur, dan ada aturannya. Kuda itu tidak boleh asal melompat Marsha, jalannya harus seperti ini.." Leo mempraktekan bagaimana jalur kuda dalam catur yang seharusnya.
"Suka-suka Marsha dong mau bawa kuda Marsha jalan bagaimana. Yang main kan Marsha, kuda yang Marsha bawa kan punya Marsha. Terserah Marsha dong.."
"argghh, tapi gak boleh begitu. Kalau begitu semua orang bakal cepat menang kalau main catur.."
"Nah, itu tau. Kenapa Leo protes? Leo bikin saja begitu. Leo tidak usah malu karena meniru taktik jenius Marsha. Marsha tidak bilang siapa-siapa kok, tenang saja.." ujar Marsha santai tak mengindahkan tatapan kesal Leo kepadanya.
"ahh, karena ratu mu sudah Marsha tangkap, sekarang raja mu jadi duda, hihii...Apa ratu mu Marsha jadikan istri keduanya raja yaa? Ahh, tapi kasihan rajanya Leo. Si keripik kentangnya sudah jomblo, rajanya jomblo pula. Jangan-jangan nama kerajaannya, kerajaan jomblo. Apa mereka ikut aliran jomblo berkarat Gavin yaa? Ahh, Marsha jadi banyak tugas. Abang Nathan jomblo, Gavin juga, sekarang ditambah sama si bantet. Percuma mereka tampan, tapi tidak laku. Kalah sama baju bekas di pasar yang selalu jadi rebutan. Ya Tuhan, Kenapa Marsha dikelilingi orang-orang jomblo? Marsha tidak mau tertular jomblo berkarat mereka. Hiiii, Marsha jadi merinding.." gumam Marsha mengabaikan tatapan kesal dan marah tiga pria didekatnya.
"Marsha sayang, kenapa abang dibandingkan dengan baju bekas dipasar? Tidak ada yang lebih baik dari itu?" Tanya Nathan tak terima.
"betul, lagian baju bekas dipasar sudah jarang diperebutkan, sekarang lebih sering rebutan di bukalapak tau, bukan dipasar lagi" sambung Leo.
"Iya, lagian baju bekas yang dipasar juga jelek-jelek. Lebih bagus yang dibukalapak atau yang di toko baju bekas online yang lain. Baju bekas yang dipasar sudah gak laku lagi sekarang" ucap Nathan lagi. Gavin hanya menatap ketiga manusia absurd didekatnya. Kenapa Nathan dan Leo malah mempermasalahkan baju bekas itu? ahh, sungguh. Gavin merasa hanya dirinya yang normal disini.
"Gavin mau kemana?" Tanya Marsha melihat Gavin beranjak dari duduknya. Nathan dan Leo juga ikut menatap bertanya kepada Gavin.
"mau masak" jawab Gavin singkat.
"Marsha ikut yaaa"
"NO, Marsha disini aja. Gavin bisa masak sendiri"
"kalau begitu biar aku bantu" Leo menawarkan dirinya untuk ikut masak dengan Gavin. Gavin mengangguk setuju karena ia tau jika Leo juga pandai memasak, bahkan anak itu bercita-cita jadi chef.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, nona absurd!
Genç Kurguini hanya cerita tentang Marsha, si gadis mungil dengan 'bapak' posesifnya. Marsha tidak peduli apapun asal Gavin ada bersamanya. Marsha tidak peduli diejek manja, gadis aneh atau apapun itu asal Gavin tetap disampingnya. Dan Gavin, si 'bapak' pos...