Setelah dua hari diliburkan Gavin, akhirnya Marsha kembali kesekolah. Selama dua hari ia merasa betapa membosankannya hidup tanpa Gavin. Selama dua hari, Marsha benar-benar dikurung dirumah dengan pengawasan penuh dari sang Ayah dan Bunda Gavin tercinta. Marsha memang menyukai menghabiskan waktu bersama Ayah dan Bunda, tapi tetap saja ia merindukan Gavin yang hanya terlihat saat pagi hendak berangkat sekolah dan malam saat hendak mau tidur. Marsha merindukan punggung favoritnya, punggung Gavin yang tak akan tergantikan.
Garendra dan Serena dengan senang hati menerima tugas dari sang putra bungsu mereka untuk menjaga tuan putri kesayangan itu. mereka menghabiskan waktu dengan bercanda dan menghabiskan isi kulkas. Tentu saja Serena hanya memasak dan dua manusia perut karet itu yang menghabiskan. Dan jangan lupakan peran Garendra yang sesaat menggantikan Gavin untuk mendekap anak gadis itu dalam pangkuannya agar terlelap. Gavin menatap kesal pada sang Ayah saat mendengar cerita Bundanya yang mengatakan jika Ayahnya menggendong Marsha sangat lama. Dan Garendra hanya tertawa terbahak melihat betapa menyenangkannya menggoda si bungsu berwajah datar itu.
"Mashaaaa sayangnya Gabriel akhirnya kamu kembali" teriakan Gabriel menyambut kedatangan Marsha pagi ini di kelas. Dengan begitu semangat Gabriel merentangkan tangannya sambil berlari hendak memeluk Marsha. Tetapi sebuah dinding penghalang tiba-tiba muncul menghalangi tubuh Marsha, siapa lagi kalau buka Gavin si ayah posesif itu.
"ck, dasar mertua posesif" cibir Gabriel begitu melihat tatapan tajam Gavin.
"Gabby gak jadi peluk Marsha? Marsha juga kangen tau sama Gabby. Dua hari gak ketemu, kok Gabby tambah hitam sih? Ada jerawat lagi, Gabby jadi mirip tukang parkir depan restoran didepan. Euh, Marsha gak mau temanan sama Gabby lagi, gak jadi kangen Marsha sama Gabby" Marsha bergidik ngeri, memasang wajah jijik menatap Gabriel.
Gabriel menatap sendu Marsha yang sudah mengejeknya habis-habisan. Bahkan teman-teman sekelasnya belum berhenti menertawakannya. Padahal kulit Gabriel nan eksotis itu yang menjadi daya tariknya dibanding kulit pucat kembarannya. Dan apa salah satu-satu jerawat manis yang timbul di dagu Gabriel. Dia kan lagi masa puber jadi wajar berjerawat, memang Marsha saja yang selalu menghinanya bagaimana pun penampilan Gabriel.
"Marsha emang paling pinter. Sini peluk Om Rangga dulu" Rangga tersenyum hangat dan hendak memeluk Marsha, tetapi Marsha malah menghindar dan memeluk Gavin disampingnya.
"Marsha gak mau dipeluk sama Rangga, nanti Cinta marah. Kalian kan udah pisah 12 tahun, Rangga gak boleh peluk-peluk cewek lain selain Cinta tau. Kan kasian Cinta nya, udah digantung 12 tahun tapi Rangga nya masih aja genit. Nanti Cinta nya ngambek dan gak mau lagi sama Rangga, gimana? Jodoh Rangga nanti siapa coba? Emang Rangga gak cinta sama Cinta lagi apa? emang..."
"Stoopp" cerocosan Marsha terhenti begitu mendengar teriakan Shinta. Rangga dan teman-temannya sedari tadi menatap heran Marsha, tidak mengerti tentang apa yang Marsha sedang bicarakan. Siapa Cinta?
"Cinta siapa? Kenapa pisah 12 tahun sama Rangga? Emang jodoh Rangga siapa? Kata Rangga, Shinta itu jodohnya Rangga. Rangga cinta sama Shinta, bukan sama Cinta. Rangga pacarnya Cinta ya? Rangga ngaku, Cinta siapa? Rangga selingkuh ya? Hiks, Rangga jahat.." isakan Shinta membuat suasana jadi menegangkan. Rangga kelabakan mencoba menjelaskan kepada Shinta yang sudah menangis dan tak mau berbicara. Ia juga bingung menjelaskan apa sebenarnya, ia bahkan tak mengenal Cinta. Semua ini karena Marsha.
"eh, Shinta kok nangis? Vin, Shinta kenapa?" Gavin menatap jengah Marsha. Bahkan Gabriel dan Daniel sudah melayangkan tatapan kesalnya pada Marsha yang masih belum menyadari kesalahannya.
"Sha, Cinta siapa?" dengan nada kesal dan bingung, Rangga menanyakan kebingungannya. Ia tak mengenal siapa itu Cinta, yang kata Marsha mereka berpisah selama 12 tahun. Bahkan kini ia dituduh berselingkuh dengan yang namanya Cinta itu setelah berhasil meresmikan hubungannya dengan Shinta semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, nona absurd!
Teen Fictionini hanya cerita tentang Marsha, si gadis mungil dengan 'bapak' posesifnya. Marsha tidak peduli apapun asal Gavin ada bersamanya. Marsha tidak peduli diejek manja, gadis aneh atau apapun itu asal Gavin tetap disampingnya. Dan Gavin, si 'bapak' pos...