"TERIMAA TERIMA TERIMAA...."
Suara sorak-sorakan itu memenuhi kantin sekolah yang sedang ramai-ramainya. Dan manusia tak tau kondisi yang sedang berlutut di tengah sana malah menambah kehebohan.
"Terima aja udah, kasian tuh mukanya jadi mirip penagih sumbangan gitu..."
"Gabby bodoh, Leo lagi minta Anna jadi pacarnya bukan jadi penagih sumbangan.."
"Kan aku bilangnya mirip Marsha cantiikkk..."
"Tapi kan Leo gak mirip sama penagih sumbangan yang sering ke rumah? Atau miripnya ke yang sering datang ke rumah Gabby, begitu??"
"Bukaaann gituu, maksud aku ekspresi Leo yang mirip bukan wajahnya.."
"Tapi tadi Gabby bilangnya muka Leo kok yang mirip, dasar plinplan.."
"Ya Tuhan, sabarkan hati Gabby yang tampan ini.."
Dan Gabriel menyerah begitu saja berdebat dengan Marsha. Ia lebih memilih melihat kedua remaja yang berada di tengah lapangan sana. Leo yang masih berlutut dan Anna dengan ekspresi datarnya.
"Ayo taruhan, Anna bilang yes or no?" seruan Daniel kemudian membuat ketiga remaja laki-laki disana menoleh penasaran. Sementara dua remaja perempuan sibuk cekikikan sambil mengabadikan moment di depan mereka dengan ponsel.
"Menurutku sih no, kecuali Leo udah pake jampi-jampinya.." jawab Daniel dengan senyuman miringnya.
"Aku yes. Anna pasti bakal terima Leo, meskipun lebih banyak karena rasa kasihan. Tapi Leo itu lumayan keren dan gak malu-maluin lah buat di bawa jalan.." jawab Gabriel sambil mencolek lengan Marsha yang di tidak di acuhkan gadis itu tapi Gabriel mendapat pijakan kaki Gavin di sepatunya.
"Aku juga yes. Mereka berdua sudah melalui banyak hal mengerikan,memendam perasaan begitu lama. Jadi sudah saatnya mereka bahagia" jawab Rangga dengan suara terdengar sendu dan tulus.
"Ahh, Rangga mah jadi orang baik terus.. nistain orang sesekali dong..."
" Dan Gavin jawab apa?"
"No"
"Alasannya?"
"Kepo.."
"Dasar kanebo kering. Dengan kekuatan datang bulan, Gabriel tampan mengutukmu jadi kanebo basah!!!" seruan Gabriel lengkap dengan gaya sailor moonnya.
"HUUAAAA, Leo pelukan sama Anna, to tweettt.." pekik Marsha dan Shinta kompak begitu melihat Leo yang memeluk Anna dengan eratnya.
"KERIPIK KENTAAANG, MARSHA MAU IKUTAN PELUKAN....." teriak Marsha sambil berlari cepat menuju ke tengah lapangan.
"Keripik kentang ajak Marsha pelukan jugaaa, Marsha kan suka pelukan..." teriak Marsha sambil berjalan mendekati Leo dan Anna yang sudah melepas pelukan mereka. Marsha merentangkan kedua tangannya bersiap memeluk Leo dan Anna yang malah diam.
"PELUUKAAANN.."
Hup
"AAAAA, MARSHA TERBAAANG..."
"Sorry ganggu, lanjut lagi aja..."
Gavin dengan cepat mengangkat si mungil bagai karung beras di bahunya. Membawanya menjauh dari kerumunan. Meninggalkan berbagai tatapan dan pekikan gemas dari para siswa disana.
"Gavin, kepala Marsha pusing.."
"Oh, maaf sayang, turun bentar yaa..."
Gavin menurunkan tubuh mungil Marsha dan menggantikan dengan menggendong bridal. Marsha dengan cepat mengalungkan kedua tangannya ke leher Gavin dan meletakkan kepalanya di bahu besar nan nyaman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, nona absurd!
Ficção Adolescenteini hanya cerita tentang Marsha, si gadis mungil dengan 'bapak' posesifnya. Marsha tidak peduli apapun asal Gavin ada bersamanya. Marsha tidak peduli diejek manja, gadis aneh atau apapun itu asal Gavin tetap disampingnya. Dan Gavin, si 'bapak' pos...