Gavin dan rombongan baru saja tiba di lokasi liburan mereka. Rangga menghentikan mobil yang mereka kendarai. Mengingat si mungil Marsha yang masih trauma dengan pesawat, jadi mereka menggunakan mobil van Volkswagen milik Dennis.
Garendra rupanya memilih daerah puncak untuk liburan anak-anaknya. Di sebuah villa di daerah perkebunan teh milik keluarga Gavin.
"Ayo masuk, kamarnya kayaknya cukup untuk kita semua. Tapi si kembar kayaknya harus satu kamar, gak apa kan?" tanya Nathan begitu mereka masuk ke dalam villa.Segera yang lain memilih kamar untuk mereka masing-masing.
Gavin menaiki tangga dan memasuki kamar miliknya. Gavin dan keluarganya sudah memiliki kamar masing-masing di villa ini.
Dengan agak kesusahan Gavin menaiki tangga sambil menggendong dua tas di pundaknya dan menggendong si mungil di depannya. Ia sudah seperti ibu-ibu.
Si mungil Marsha tadi tertidur di tengah perjalanan mereka. Setelah berdebat dengan Gabriel dan juga Leo dan juga setelah menghabiskan setengah camilan miliknya.
"Sayang, bangun dulu ayoo.."
"Heeunghh..."
"Bangun baby, kebun teh nya nungguin kamu itu loh.. Hemm.. Hemm.."
Gavin menggesekkan hidungnya ke wajah dan leher Marsha. Niat membangunkan si putri tidur itu malah membuatnya gemas sendiri.
Wajah tenang dan lelap Marsha merupakan kesukaan Gavin. Dengan mulut yang terbuka dan kadang bergerak seperti mengunyah. Lalu hidung kecilnya kembang kempis dan tangan yang bergerak absurd, meraih apa saja yang di dekatnya.
"Bangun sayangkuu.."
"Heeunghh, Gaviiinn.. Marsha tiduur ini loohh.."
"Iyaa, makanya Gavin bangunin sayaangku.."
"Tapi Marsha masih mimpi ini, nanti gak selesai gak seruuu..~"
"Ya sudah, Gavin pergi sendiri aja. Nanti Gavin cari pacar baru aja.."
"Huh? Pacar baru? Nanti Gavin punya pacar dua gituuu?" tanya Marsha sambil mengancungkan dua cari ke arah Gavin meski matanya masih tertutup.
Gavin menggigit pelan kedua jari mungil itu gemas membuat Marsha merengek.
"Gavin keren punya pacar duaa! Nanti Marsha juga mau yaaa? Yaa yaa yaaa?"
Bukan menjawab, Gavin malah menggigit ujung telinga Marsha gemas. Pacar mana yang malah memuji keren pacar nya yang berniat selingkuh?
"Gaviiinn, Marsha masih mimpi loh.. Tunggu selesai duluu, ini Marsha lagi dandan cantik. Kata bunda di mimpi, Marsha mau nikah, hiihii.."
"Mau nikah sama siapa heumm??" Gavin menggesekkan hidungnya di leher Marsha hingga membuat gadis itu kegelian hingga membuka kedua matanya.
"Hahahaa, gelii Gavin..hihi.. Kata bunda, Marsha menikah sama orang tampan"
"Berarti sama Gavin?"
"Memang nya Gavin orang tampan?"
"Memangnya bukan?"
"Bukann lah.."
"Bukan? Jadi Gavin jelek begitu?"
"Hihii, bukan Marsha yang bilang loohhh..~"
"Nakal, heumm?"
"Hahahahaa, udah Gavin udaahh.. Marsha geli jadi lucu jadi ketawa teruuss hahahaa.."
"Nah, ayo mandi dulu sayangku. Habis itu kita makan malam, okee?"
"Huh? Udah malam Gavin?"
"Sudah dari tadi sayang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, nona absurd!
Teen Fictionini hanya cerita tentang Marsha, si gadis mungil dengan 'bapak' posesifnya. Marsha tidak peduli apapun asal Gavin ada bersamanya. Marsha tidak peduli diejek manja, gadis aneh atau apapun itu asal Gavin tetap disampingnya. Dan Gavin, si 'bapak' pos...