Warning!!!!
Part panjaang!Gavin sedang berbelanja di pusat perbelanjaan ditemani si kembar dan pasangan Leo Anna. Mereka sedang berbelanja pernak-pernik untuk menghias kamar Gavin.
Rencananya, Gavin ingin minta maaf kepada si mungil dengan cara yang manis dan romantis.
Ini sudah tiga hari sejak Bunda memberi pengertian kepadanya dan membuat Gavin mengambil keputusan besar. Ia akan melepaskan S2 nya dan menikmati masa mudanya bersama si kesayangan.
Maka, malam ini Gavin berencana memberitahukan kepada keluarganya dan meminta maaf kepada si mungil atas perbuatannya selama ini.
"Vin? Aku pikir Marsha akan suka ini..!" seru Anna menunjukkan boneka di tangannya.
"Ahh, iya. Ambil yang kuning jugaa, pokoknya semua seri itu ambil aja.."
"Gak kebanyakan?"
"Gak, aku berencana buat kamar disamping kamar robotku untuk tempat boneka koleksi Marsha nanti. Jadi gak apa kalau banyak.."
"Ck, anak sultan.."
"Aku anak Garendra.."
Sekelompok mahasiswa yang baru selesai ujian semester itu pun sibuk berbelanja dan mengumpulkan benda-benda kesukaan Marsha.
Hingga sekitar dua jam kemudian, rombongan Gavin sudah sampai di rumah.
Gavin memilih kamar Marsha yang ada di rumah Marsha sebagai tempatnya. Karena dipastikan Marsha akan ke rumah Gavin dan mungkin akan ke kamarnya sepulang dari kafe nanti.
Gavin menghias kamar Marsha dibantu para sahabatnya. Mereka sibuk mempersiapkan semuanya tanpa menyadari jika hari sudah malam. Dan Marsha sudah kembali sejak tadi dan bahkan gadis itu sudah terlelap di kamarnya sekarang.
"Gavin pulang.."
Serena yang sedang menonton televisi segera berdiri dan menyambut si bungsu dengab pelukannya.
"Kamu ke rumah sebelah?"
"Bunda lihat?"
"Bunda lihat Gabriel main sama Dino tadi. Bunda tanya bibi Mar, katanya kamu lagi ada kerjaan di kamar Marsha. Kerjaan apa?"
"Hemm, sesuatu yang penting. Marsha dimana bunda?"
"Di kamar kamu, sehabis mandi langsung tepar dia tadi. Mungkin kelelahan ngejahilin anak kafe.."
"Kamu mandi juga gih, Ayah sama abang bentar lagi pulang. Nanti bunda panggilin buat makan malam.."
"Iya bunda, aku juga mau bicara sama Ayah sama bunda jugaa.."
"Ooh? Baik lah, bunda harap pembicaraan yang baik ya sayang.."
"Iya bunda, Gavin ke atas dulu.."
Serena mengangguk dan membiarkan Gavin berlalu ke kamarnya.
Gavin membuka pintu secara perlahan, takut menimbulkan suara yang bisa membangunkan si mungil. Padahal berteriak di telinga si gadis itu pun belum tentu bis membangunkannya.
Gavin berjalan mendekat ke arah kasurnya lalu berjongkok di samping kasur menghadap wajah Marsha yang terlelap. Gavin tersenyum melihat wajah damai itu. Mata tertutup sempurna, hidung kecil yang kembang kembis dan mulutnya yang sesekali mengunyah dan menelan. Seperti biasa, dalam tidurnya pun gadis itu tetap mempekerjakan mulutnya.
"Astaga, kenapa pakai baju kotor sih?? Katanya udah mandi, kok pakr baju ini?"
Gavin mengomel sendiri tanpa sadar, melihat Marsha memakai baju yang kemarin ia pakai. Meski tidak bau bau amat, tapi itu tetap kotor. Gavin memakai baju itu seharian kemarin, sampai malam. Jadi pasti banyak kotoran yang menempel disana. Dan itu bisa bahaya jika kulit sensitif si gadis itu kambuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, nona absurd!
Teen Fictionini hanya cerita tentang Marsha, si gadis mungil dengan 'bapak' posesifnya. Marsha tidak peduli apapun asal Gavin ada bersamanya. Marsha tidak peduli diejek manja, gadis aneh atau apapun itu asal Gavin tetap disampingnya. Dan Gavin, si 'bapak' pos...