Hay semua♥
Jangan lupa vote dan comment yah :')
Typo Bertebaran !
•••
Hari ini cukup melelahkan bagi Bella. Kenyataan pahit yang harus ia terima rasanya membuat semangat hidupnya menurun. Bella tidak pernah menyangka bahwa masalah yang ditimpa tubuh barunya ini sangatlah rumit dan berat.
Bella tidak pernah membayangkan bahwa ia akan menjalani hidup yang penuh dengan penderitaan. Dibenci oleh keluarga sendiri, diacuhkan oleh teman-teman satu sekolah, dan punya citra yang buruk. Sungguh takdir sedang menguji dirinya.
Dulu saat masih ditubuhnya ia begitu merasa bahagia. Punya keluarga utuh yang selalu memanjakannya, punya banyak teman dan sahabat yang menyayanginya, selain itu ia juga punya citra yang baik, ia selalu dipuja dan disanjung banyak orang. Namun kini keadaannya berbanding terbalik.
Helaan napas yang kesekian kalinya terdengar dari mulut Bella. Windy yang melihat Sahabatnya itu terus terdiam ikut menghela napas pelan.
Semenjak pulang dari rumah Nara, Bella lebih banyak diam. Windy pun memaklumi hal tersebut, karna ia paham betul bagaimana perasaan sahabatnya saat ini.
"Sabar yah Bel, gue tahu ini berat. Tapi gue percaya kok, Lo pasti bisa laluin ini semua." ucap Windy memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil.
Saat ini mereka berdua sedang diperjalanan pulang.
Bella tersenyum menanggapi "Btw, tadi Lo bilang kalau gue udah meninggal kan yah, terus keadaan keluarga gue gimana Win?" tanya Bella. Ia lupa bahwa tujuan utama dia menemui Windy adalah untuk menanyakan perihal dirinya dan keluarganya.
"Semenjak kecelakaan malam itu dan Lo dinyatakan meninggal, keluarga Lo terpukul banget. Terutama bang Rafa, dia jadi sosok yang dingin semenjak Lo ngga ada." jawab Windy sesekali menoleh kearah Bella.
"Gue juga sebenarnya terpukul banget Win harus pisah sama mereka. Tapi, gue ngga bisa apa-apa." ujar Bella terdengar putus asa.
"Apa Lo ngga mau coba jujur ke keluarga Lo aja?" tawar Windy
"Ngga Win. Ini bukan waktu yang tepat untuk ngomong ke mereka. Gue pasti bakal jujur dan temuin keluarga gue, tapi bukan sekarang." ujarnya
Windy hanya mengangguk merespon perkataan Bella. Dia akan selalu mendukung keputusan Sahabatnya itu.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, kini mobil Windy sudah berada di depan rumah Acha.
"Lo ngga mau mampir dulu?" tawar Bella sambil melepaskan seatbelt ditubuhnya.
"Ngga ah, bokap baru Lo galak. Gue takut," Canda Windy
Bella terkekeh pelan "Yaudah kalau gitu gue masuk dulu yah. Bye!"
Bella membuka pintu rumah dengan sangat pelan. Ia masuk kedalam, dengan cara mengendap-ngendap, demi meghindari amukan para Singa yang berada didalam rumah ini. Karna bisa ia pastikan bahwa saat ia ketahuan pulang larut malam begini, maka tamatlah riwayatnya.
"Dari mana saja kamu?" baru saja Bella ingin menapakkan kaki di anak tangga, namun suara seseorang menghentikan langkahnya.
Bella membalikkan badan. Dilihatnya 4 sosok pria sedang duduk di ruang tamu dan menatap ia dengan tajam. Sial, sepertinya mereka sengaja menunggu kepulangan Bella.
Bella memutar matanya dengan malas. Tidak bisakah mereka melihat Bella tenang sehari saja.
"Bukan urusan anda!" jawabnya cuek"Anastasya! Siapa yang mengajari kamu untuk bersikap kurang ajar seperti itu, Hah!" murka Adilson, ayah Acha
"Yah mau bagaimana lagi, soalnya saya tidak pernah diajari sopan santun sama orang tua saya. Jadinya sikap saya kayak gini." jawab Bella kelewat santai
"Jaga yah ucapan Lo. Dia ini Ayah kita, sopan sedikit bisa ngga?!" kata Kenan sambil menatap Bella tajam.
"Ayah kita? Ayah lo bertiga aja kali. Gue kan ngga punya ayah." jawab Bella sambil terkekeh
"ANASTASYA!"
Plak
Nathan yang sejak tadi diam bergerak mendekati Bella dan menamparnya. Ia sudah geram melihat tingkah kurang ajar sang Adik.
Bella yang mendapat tamparan tiba-tiba dari Nathan terdiam membisu sambil memegangi pipinya yang terasa kebas dan perih.
Bella meringis. Seumur hidup ia tidak pernah diperlakukan seperti itu. Jujur saja ia merasa sangat sakit hati. Sabar Bel, sabar. Lo ngga boleh sampai nangis di hadapan para bajingan ini. Ucapnya dalam hati.
Mencoba menahan emosi yang sudah meletup-letup didalam dirinya. Bella memejamkan mata sejenak, mencoba menahan diri agar tidak mencaci pria yang berada di hadapannya saat ini.
"Udah yah, Acha capek banget. Pengen istirahat. Malam ini aja, tolong biarin Acha tenang. Acha mohon." ujar Bella memohon dengan mata yang sudah berkaca-kaca
Tanpa mendengar jawaban dari mereka, Bella langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Saat sudah tiba didalam kamar, ia langsung menutup pintu dan merosotkan tubuhnya di belakang pintu tersebut.
Hiks
Isakan tangis lolos begitu saja dari mulutnya. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya menetes tanpa bisa ia cegah.
"Mami, Aku udah ngga kuat. Rasanya sakit banget." Bella terus saja memukul dada kirinya.
Sesak! Dia merasa begitu sesak. Kenapa bisa dia merasa sesakit ini? Apakah ini merupakan reaksi dari tubuhnya?
"Aku udah capek. A-aku mau pulang, mami tolong jemput aku .. aku udah ngga tahan tinggal disini" lirihnya sambil terus terisak.
Jujur saja, Bella rasanya ingin menyerah. Ia tidak sanggup menghadapi ini semua. Penderitaan secara batin yang diterimanya jauh lebih menyakitkan dari Luka fisik yang ia dapat.
Bella sempat berpikir apakah hal ini yang membuat Acha menyerah atas hidupnya. Mungkinkah penderitaan yang diterima oleh Acha jauh lebih menyakitkan lagi? Bodoh! Untuk apa ia menanyakan hal tersebut. Jawabannya sudah pasti, iya.
Bella beranjak dari tempatnya, lalu melangkahkan kaki menuju kasur. Ia lelah, ia butuh istirahat. Bukan hanya tubuhnya, namun juga batinnya.
TBC.
_________________________________
Sebelum lanjut aku mau nanya sama kalian dulu nih. Tapi dijawab yah :)
Menurut kalian cerita ini tuh gimana? Ngebosenin atau b aja?
Gimana sama Chapter ini?
Next ngga nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya's Destiny [END]
FantasyGENRE : FANTASY, ROMANCE [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [REVISI SETELAH TAMAT] PLAGIAT JAUH-JAUH👿💩 Rank : #01 on Transmigration [29-05-2021] #01 on Cool [14-06-2021] #01 on Cool Boy [31-07-2021] #01 on Konflik [19-08-2021] #01 on anak SMA [04...