47. Berbeda

24.6K 2.9K 364
                                    

Hay Semua♥

Budayakan Vote sebelum Membaca!!

Jangan jadi pembaca gelap!!

Yakali guys baca doang kagak Follow😌

Absen dulu kalian baca cerita ini jam berapa?

Tandai bila ada typo, akan Author perbaiki nanti.

"Cha, mau makan apel ngga? Gue kupasin yah?" tawar Kenan sembari mengambil pisau diatas meja dan bersiap mengupasi apelnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cha, mau makan apel ngga? Gue kupasin yah?" tawar Kenan sembari mengambil pisau diatas meja dan bersiap mengupasi apelnya.

"Jangan mau Cha, mending makan pisang aja lebih sehat." sahut Revan memberi satu buah pisang.

Saat ini mereka berada di ruang rawat Acha.

"Apasih Lo!" Kenan menepis tangan Revan, "Lo pikir monyet apa, makan pisang segala. Mending Acha makan apel aja." deliknya

"Wah berarti secara ngga langsung, lo ngatain Acha monyet dong."

Acha menoleh kaget, "Kak, kok Aku disama-samain sama monyet sih?" ucapnya menekuk wajah.

"Bukan Abang, tapi Kenan nih."

"Kok gue sih, gue kan cuman ngomong kalo pisang tuh makanan monyet."

"Kalo Acha monyet, berarti Ayah juga monyet dong." sahut Acha membuat Pak Adilson yang sedang ngobrol bersama Nathan mendelik kaget.

"Kenapa bawa-bawa Ayah?"

"Karna Ayah orang tua Acha. Kata kak Kenan, Acha monyet karna makan pisang. Berarti Ayah, kak Nathan sama kak Revan juga monyet karna kita satu keluarga." sahut Acha polos membuat Kenan tertawa.

Tanpa menyadari sang Ayah kini menatapnya tajam.

"Jadi keluarga monyet dong," celetuk Kenan masih tertawa.

"Jadi nanti rumah kita ditanemin banyak pohon, biar Acha bisa ajak monyet-monyet yang terlantar dihutan untuk tinggal bareng kita." ucap Acha berbinar.

"Soalnya, kasihan mereka pada ngga punya rumah. Sekalian kita cari ibu monyet buat dampingin Ayah." sambungnya membuat mereka terbahak, kecuali Pak Adilson yang mukanya sudah memerah menahan kesal.

Sabar, inget itu putri kamu satu-satunya. Batinnya.

"Aduh Cha, udah-udah. Perut gue keram ketawa mulu." sahut Kenan berusaha meredakan tawanya.

Revan menepuk jidatnya melihat kepolosan Acha, "Diem lu!" ia memukul lengan Kenan.

"Cha jangan dengerin omongan Kenan. Orang yang makan pisang bukan berarti dia monyet, inikan buah bisa dimakan oleh semua orang." beritahu Revan.

"Tapi, setau Acha pisang emang makanan monyet, kak."

"Nah, bener tuh Cha. Jadi mending ngga usah makan pisang deh, nanti lo berubah jadi monyet mau?"

Anastasya's Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang