24. Cemburu

43.7K 4.6K 208
                                    

Hay Semua♥

Budayakan Vote sebelum Membaca!

Aku mau nanya dong, para Pembaca cerita Anastasya dari kota mana aja nih?

Kalian suka ngga sih sama cerita ini? Dijawab yah.

Tandai bila ada salah penulisan, akan Author perbaiki nanti.

Tandai bila ada salah penulisan, akan Author perbaiki nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Terhitung sudah tiga hari Acha dirawat di rumah sakit. Selama itu pula Kenan berada disampingnya dan selalu siap siaga saat Acha membutuhkan sesuatu.

Acha sangat terharu melihat sikap Abangnya itu, Kenan betul-betul memperhatikan kondisinya. Mulai dari memperhatikan jadwal makannya, jadwal minum obat, istirahat... pokoknya Kenan selalu mewanti-wanti agar Acha dapat makan dan minum obat tepat waktu.

"Kenapa Cha? Ada yang sakit atau butuh sesuatu? " tanya Kenan saat melihat Acha mengubah posisi tidurnya jadi senderan di kepala brankar

Acha tersenyum "Ngga bang, Acha cuman mau nyender aja. Pegel tiduran mulu."

"Jangan terlalu banyak gerak dulu Cha, badan kamu masih lemes itu."

Acha menghela napas, Abangnya ini begitu protektif. Acha hanya menghilang dan pinsan selama satu hari bukan habis kecelakaan atau operasi besar.

"Yaelah bang, gue ngga pa-pa kali." ujarnya santai

"Emm, Cha. Gimana perasaan Lo? Apa lo masih ngerasa takut?" tanya Kenan pelan

Pasalnya selama tiga hari ini Kenan melihat betul bagaimana shock-nya gadis itu, bahkan sangkin shock-nya Acha tidak mau ditinggal Kenan sedetik pun. Alhasil Kenan harus rela membolos untuk menjaga adiknya itu, dikarnakan Nathan tidak dapat meninggalkan pekerjaan kantor. Selama Acha dirawat pun, Ayahnya dan Revan tak pernah menjenguk dirinya.

"Udah ngga kok Bang. Abang ngga perlu khawatir yah, Acha bisa kok ngontrol rasa takut Acha." jawabnya tersenyum lembut

"ACHA"

Seseorang masuk dan berteriak memanggil Acha. Sontak Acha dan Kenan menolehkan kepalanya ke sumber suara. Terlihat Nara, Windy dan para sahabat Kenan memasuki ruangan.

Windy berlari memeluk Acha, tadi ia lah yang telah berteriak memanggil nama Acha.

"Cha, lo ngga pa-pa kan? Ada yang lecet ngga? Kok lo bisa sampe kayak gini sih, siapa yang udah buat Lo kayak gini? Cepet bilang, biar gue penyek-penyek tuh orang!" cerocos Windy geregetan

"Berisik!"

Windy menoleh kearah Kenan. Ia baru sadar ternyata ada seseorang disampingnya.

"Apaan sih Lo, orang gue nanyain keadaan sahabat gue." dengus Windy tak suka

Anastasya's Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang