31. Tentang Rasa

35.1K 3.9K 213
                                    

Hay Semua♥

Budayakan Vote sebelum Membaca!

Jangan lupa spam komen diakhir cerita kalau mau Author update cepet.

Tandai bila ada salah penulisan, akan Author perbaiki nanti.

Tandai bila ada salah penulisan, akan Author perbaiki nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••

Decit bola yang dipantulkan ke lantai terdengar nyaring ditelinga. Acha yang sedang berjalan di koridor menjatuhkan sudut matanya pada objek yang sedang berada di lapangan.

Angkasa Pradipta. Lelaki itu tampak  men-dribble bola basket dengan sangat lihainya, berlarian kecil mendekati ring basket di depannya lalu melempar bola tersebut kedalam ring. Masuk!  lemparan lelaki itu tepat sasaran.

Acha berjalan ke sebuah bangku yang berada di bawah pohon, letaknya tak begitu jauh dari lapangan tempat Angkasa bermain bola basket.

Gadis itu terus memperhatikan permainan Angkasa, senyuman terpatri di wajahnya saat melihat lemparan bola Angkasa kembali masuk. Untuk kesekian kalinya Lemparan lelaki itu berhasil. Tidak pernah meleset!

"Ternyata dia jago main basket juga." monolognya

Saat Angkasa sibuk men-dribble bola basket, Alaska, Kenan, Risky dan juga Bima terlihat memasuki lapangan. Sepertinya mereka akan bergabung bersama Angkasa.

"Gimana kalo kita tanding main. Yang kalah harus traktir yang menang di kantin selama seminggu, gimana kalian setuju?" ucap Bima

"Gimana caranya, kita kan berlima?" tanya Risky

"Gini aja, gue sama Angkasa. Lo sama Kenan dan Alaska?" tawar Bima

Bukan tanpa Alasan Bima memilih satu Tim dengan Angkasa karna diantara mereka berlima, Angkasa-lah yang paling jago main basket.

"Yee, itu mah enak di elu." sahut Risky kesal

"Yaelah Ky ... Alaska sama Kenan kan gak kalah jago dari Angkasa, udah Fair dong. Gue berdua sama Angkasa Lo bertiga."

Rata yah mereka berlima tuh jago main basket, namun lebih jagoan Angkasa. Jika Alaska dan Kenan digabung, permainan mereka berdua sudah setara sama Angkasa.

"Gimana setuju ngga?" lanjutnya bertanya

"Yaudah, skuyy." timpal Kenan mengiyakan.

Akhirnya mereka bermain, sontak para siswa terutama kaum hawa berkerumunan untuk menyaksikan pertandingan mereka. Kapan lagi coba bisa lihat Mos Wasted sekolah main basket gini.

Tidak bisa dipungkiri, kelimanya bermain dengan sangat lihai. Bahkan skor mereka saat ini seri. Di sela-sela permainan mereka teriakan para siswi menggema memenuhi lapangan.

Anastasya's Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang