14. Bingung

42.5K 4.8K 107
                                    

Hay Semua♥

Budayakan VOTE sebelum membaca yah! Karna vote kalian itu berarti banget buat cerita aku :')

Typo Bertebaran!

Typo Bertebaran!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Saat ini Acha sudah berada di Batavia Cafe. Letaknya tidak jauh dari pusat kota, hanya memakan waktu sekitar setengah jam perjalanan untuk tiba ketempat ini.

"Permisi. Maaf, saya mau numpang tanya, apakah Mba pernah melihat pria ini?" tanya Acha kepada Kasir cafe sambil menunjukkan foto pria yang dicarinya.

Kasir itu terlihat memicingkan mata memperhatikan foto tersebut, sebelum akhirnya mengangguk.
"Iya. Mas ini beberapa kali sering mampir kesini "

"Emm ... Mba tau ngga nama orang ini siapa? Atau mungkin mba tau alamatnya?"

"Kalau soal itu saya juga kurang tau."

"Oh, gitu yah. Makasih yah, mba, saya permisi dulu." pamit Acha tersenyum.

Karna belum mendapatkan informasi apa-apa, Acha memutuskan untuk menetap sambil meminum drink chocolate dimeja pojok cafe. Sembari menunggu, siapa tau pria yang dicarinya akan datang ke cafe ini.

Hari ini Acha datang sendiri ke kafe, karna Windy harus kerja kelompok dirumah temannya.

Acha menatap sekitarnya dengan gelisah. Kemudian beralih melihat jam ditangan kirinya. Sudah dua jam ia berdiam diri dikafe ini, namun orang yang dicarinya belum terlihat sampai sekarang.

"Ck! Tuh orang ngga kesini apa yah? Capek banget gue, nunggunya. Awas aja kalau udah ketemu, gue pites-pites ginjalnya." gerutu Acha dengan kesal.

Dikarnakan lelah menunggu dan objek yang dicari belum memunculkan batang hidungnya, ia memutuskan untuk pergi.

Acha meraih silingbag-nya, lalu menaruh selembar uang biru diatas meja kemudian beranjak pergi dari cafe tersebut.

Acha berjalan dengan lesu, ia terus menendang bebatuan kecil yang ada di bawah kakinya. Acha menghela napas dengan pelan, sampai sekarang ia belum mendapatkan titik terang untuk permasalahan, yang dialami oleh pemilik tubuh sebelumnya.

Acha terus saja berjalan. Saat menatap sekitar jalan, mata Acha membelalak.

"Bu, awas!" teriak Acha sambil menarik tangan ibu-ibu yang ditolongnya.

Mereka terjatuh. Acha meringis pelan saat merasakan perih dibagian lutut dan siku tangannya.

Tadi, tak sengaja Acha melihat seorang Wanita Paruh baya yang tengah menyebrang, hampir ditabrak oleh pengendara motor.

Alhasil, ia pun berlari dan menarik wanita tersebut.

"Ya ampun, dek. Kamu ngga pa-pa?" tanya Ibu tersebut sambil membantu Acha berdiri.

Anastasya's Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang