ME TIME

26 1 0
                                    

Hujan pun turun dengan derasnya persis seperti perkiraan cuaca yang Alya lihat tadi pagi. Matahari yang seharusnya dapat menampakkan dirinya dengan leluasa. Harus mengurung terlebih dahulu karena datangnya hujan bersama gelapnya awan.

Keadaan siang ini seperti mengetahui hati Alya, sama-sama menumpahkan tangisan.

"Sudah sampai." Ucap sang supir taxi.

"Berapa pak?" Tanya nya sembari menghapus air mata yang keluar.

"40.000 mbak."

"Terima kasih pak." Ucapnya lalu keluar.

Sebelum memasuki mall, Alya memutuskan untuk memakai masker agar wajahnya yang mungkin sembab tidak dilihat orang.

Di mall Alya berjalan tanpa arah. Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri dari pikiran dan perasaan yang sedang berkecamuk di dalam dirinya.

Mencoba makan di suatu cafe, membeli beberapa baju, melihat-lihat buku dan beberapa hal lain sudah ia coba untuk mendamaikan kecamuk dalam dirinya. Namun, tidak satu pun yang dapat membuatnya tersenyum.

Akhirnya Alya pun memutuskan untuk menonton bioskop. Gelapnya ruangan ia harap dapat menjadi saksi bisu dimana ia ingin menumpahkan segala kecamuk dalam dirinya.

"Mbak, pesen tiket satu untuk film yang ini terus seat nya A15 ya.."

"Baik, 50.000 kak."

"Ini tiketnya untuk jam 2 siang ya.. kak."

Untuk mencapai jam 2 siang hanya kurang 5 menit lagi. Alya memutuskan untuk membeli minuman dan menunggu di depan pintu teater.

****
Rafinzha yang merasakan bahwa hujan sudah cukup reda dan petir sudah tidak bersaut-sautan seperti tadi. Memberanikan diri untuk keluar kamar.

Ruang tamu yang kosong membuat Rafinzha mengerutkan kening dan hal yang membuat Rafinzha bingung adalah adanya satu box pizza dengan sebuah kertas serta ice chocolate di sampingnya. Ia yakin itu kertas yang tadi Alya minta.

Kemudian Rafinzha pun mengambil kertas tersebut.

Raf, sori ya kalo gue bikin lo badmood dari tadi malem sampe hari ini. Gue juga ga ada maksut buat belain Aldo sama sekali. Gue cuma ga mau lo berantem dan babak belur kek gini.

Yaudah, mungkin lo lagi pingin sendiri. Gue pulang naik taxi soalnya ini mendung banget. Jangan cari gue ya, gue lagi pengen sendiri. Tenang aja, gue bakal pulang kok nanti malem.

Gue bilang kak Albar kalo gue di rumah lo, jadi nanti kalo kak Albar tanya, bilang aja nonton or do sth di rumah lo. Or u can say lo ajak gue makan di luar. Kak Albar ga bakal tanya lebih dari itu.

Terus itu pizza ama ice chocolate nya diminum ya. Udah gue pesenin.

Udah ya, jangan cari gue. Have a nice day. Sorry.
                                             - Alya -

"Bakal pulang nanti malem. Sekarang aja masih siang Yak."

Rafinzha pun segera mengambil handphone nya dan mencoba menghubungi Alya.

Tapi nihil, Alya mematikan sambungan internetnya begitu juga dengan hp nya.

"Shit." Umpatnya kesal.

Rafinzha pun melihat jendela, ternyata hujan sudah mulai mereda begitu pula dengan awan yang tadinya gelap sekarang perlahan menjadi terang.

"Raf, mau kemana? Loh, Alya juga kemana?" Tanya Keira yang baru saja keluar dari kamar.

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang