Fakta

14 0 1
                                    

"Raf, kamu dimana? Ke RS ya ini Refan udah boleh pulang malem ini. Bantuin mama beres-beres."

Itu pesan yang Keira kirimkan kepada putra sulung nya.

"Serius amat liat hp nya?" Senggol Rezka yang tiba-tiba duduk di sofa sebelah Rafinzha.

"Ha? Gapapa."

Lalu Rafinzha pun berdiri dan meraih kunci sepeda motornya.

"Mau kemana bro?"

"Balik. Refan dah boleh pulang, mau bantu mama beres-beres."

Pernyataan itu mendapat anggukan dari ketiga sahabatnya, tanpa berlama-lama Rafinzha langsung membawa motor hitamnya melaju ke rumah sakit dan menuju kamar milik Refan.

Jalanan yang tidak begitu ramai malam ini membuat Rafinzha bisa sampai rumah sakit lebih cepat. Sebenarnya bisa saja Refan pulang esok hari, namun ia meminta untuk pulang malam ini.

"Ma, administrasinya udah?"

Tanya Rafinzha saat melihat Keira yang sedang membereskan barang-barang milik Refan.

"Belum, abis ini kelar aja."

"Gapapa ma, biar Raf yang beresin." Ujar nya mengambil alih pekerjaan Keira.

"Yaudah, bentar ya.."

Keira pun akhirnya keluar dengan membawa dompet dan hp, meninggalkan kedua anaknya. Sementara Rafinzha menghampiri adiknya sebentar sebelum lanjut beberes.

"Gimana kondisi lo?"

Rafinzha lalu duduk disamping ranjang adiknya.

"Udah enakan." Jawabnya lesu.

"Napa lo? Lesu amat."

"Kemaren kakak kemana aja? Kok gak bisa dihubungin."

Rafinzha kaget mendapat pertanyaan itu.

"Oh i-itu gue nginep di rumah Dikara."

"Oo, kakak sehat-sehat aja kan?"

"Iya. Yaudah gue lanjut beres-beres."

Rafinzha tidak kaget dengan Refan yang mencari nya namun yang membuatnya kaget adalah pernyataan adiknya itu yang seolah-olah ketika ia membutuhkan sosok kakak, tetapi ia tidak berada di samping sang adik.

Rafinzha lalu mulai membereskan baju yang ia bawa kemaren untuk Refan ganti, kemudian plastik-plastik berisi makanan, serta barang pribadi miliknya serta Keira. Namun, ketika ia sedang membereskan barang milik Keira, ada sesuatu yang asing dan membuatnya penasaran.

Sebuah folder dengan cover berwarna biru ke abu-abuan yang terletak di bawah tas milik Keira. Membuka nya merupakan hal yang tidak sopan, tapi entah mengapa naluri hatinya menyuruhnya untuk membuka dan melihat isi folder tersebut.

Dan betapa terkejutnya ia ketika membaca judul dari kertas di halaman pertama.

Namun, suara decitan pintu yang terbuka membuyarkan kekagetannya.

"Udah siap Raf?"

Tanya Keira yang langsung menghampiri Refan.

"Habis ini, infus nya dilepas ya sayang. Bentar lagi dokter nya kesini."

Mendengar hal itu, Rafinzha menahan amarah nya dan hanya diam sambil membereskan sedikit barang yang berada di sekitarnya. Serta memasukkan folder tersebut ke dalam tas milik Keira.

Benar saja, sesuai perkataan Keira, dokter beserta satu perawatnya datang untuk melepas infus milik Refan.

"Selamat malam. Selamat ya Refan, kondisi nya sudah membaik. Saya sudah beri obat, jangan lupa diminum ya.. Jangan lari-lari dulu ya sampai sembuh, nanti kalau sudah benar-benar sembuh boleh main lagi lari-lari lagi."

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang