DI RUMAH

13 1 1
                                    

Jalanan malam ini tidak begitu ramai, padahal ini merupakan malam Sabtu yang mana besok semua orang libur. Lenggangnya jalan membuat Rafinzha sampai rumah tidak terlalu larut.

"Ma, Raf pulang." Ucapnya ketika membuka pintu rumah.

"Dari mana Raf?" Tanya Keira yang sedang menonton tv

"Dari rumah Alya." Jawabnya yang lalu duduk disebelah Keira, menemani menonton tv.

Terjadi keheningan sesaat karena Keira fokus dengan hp nya sementara Rafinzha fokus dengan tayangan di tv.

"Ma, papa udah hampir 3 bulan gak pulang? Padahal pas itu bilangnya keluar kota cuma 2 bulan." Ujarnya untuk memecah keheningan.

"Kamu gak tanya papa mu?"

"Di chat gak pernah di bales, cuma di read aja. Kalo di telfon, seringnya bilang lagi rapat." Keluhnya.

"Mungkin papa emang lagi sibuk. Kan papa di tunjuk di sana karena papa termasuk orang yang bisa menjalin kerja sama dengan mudah. Doain aja papa cepet pulang."

"Hm iya." Jawabnya menghela napas sedih kemudian meletakkan kepalanya diatas paha mamanya dan mengubah posisinya menjadi tiduran.

"Raf tiba-tiba kangen papa."

Ujarnya sebelum ia menutup matanya.

"Iya, mama juga kangen." kata Keira sambil mengelus kepala anaknya.

****

"Pagi!" Ujar Alya saat turun dari tangga dan melihat bahwa semua anggota keluarganya telah berkumpul di meja makan.

"Pagi juga" Jawab mereka bersamaan.

"Sst, katanya mau cerita." Senggol Albar.

"Entar, Alya ke kamar kak Albar." Jawabnya sedikit berbisik.

"Hm."

Seusai makan, Alya mengode Albar agar segera naik ke kamarnya.

"Sini." Pinta Alya yang telah duduk di kasur Albar

"Apaan?" Kata Albar sembari duduk di sebelah Alya.

"Gue kemaren di tembak percaya gak?"

"Dih, adek gue ditembak. Sama siapa?" Tanya Albar tak percaya.

"Zaidan, alah pasti kaka ga kenal. Dia temen seperumahan tp dia juga sekampus sama Alya."

"Trus trus?" Tanya nya penasaran.

"Yauda gitu, tapi Alya tolak. Lah, Alya emang gak suka ama dia. Buat apa Alya bilang iya, kalo hatinya gue bukan buat dia. Terus gak lama Rafinzha dateng."

"Widiiii terus terus Rafinzha gimana?"

"Ya gak gimana-gimana, orang dia gak denger percakapan itu."

"Yaelah, gue pikir lo kek di film-film gitu yang direbutin dua cowok."

"Gubrak deh." Ucapnya lalu diakhiri dengan tawa kedua adik kakak tersebut. 

"Yauda, berati masih ada kesempatan buat si itu kan?" Kata Albar sambil menaik turun kan alisnya menatap Alya.

"Aaa apasi kak, iya kalo dia peka. Bodo lah, let it flow aja. HAHHHA."

"Iyedah, serah." 

****

Hari ini Rafinzha tidak ingin pergi dari rumah, entah mengapa hatinya berkata bahwa ia harus berada di rumah. Jadi dia memutuskan untuk bermain game lalu menonton bersama Refan.

Kebetulan hari ini memang tidak ada kuliah, namun tugas tentu saja ada. Tetapi sudah diselesaikan oleh Rafinzha sebelum ia bermain game tadi.

Alya pun juga tidak mengajak Rafinzha keluar karena sedang malas dan hanya ingin menghabiskan seharian ini di rumah. Juga dua sahabat Albar berencana untuk datang ke rumah.

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang