Bando

12 1 0
                                    

Belum lama setelah lagu itu diputar, derap langkah seseorang terdengar pelan memasuki lapangan. 

"Yak, nunggu lama ya?"

Mendengar suara itu, Alya mem-pause lagunya dan menengok ke asal suara. 

"Eh, enggak kok. Sans." Jawabnya tersenyum.

"Kenapa? Mau cerita?" Tanya nya sembari mendekat untuk duduk disebelah Alya. 

"Oh, enggak. Btw kemaren gue liat sg lo, temen temen lo pada nge-surprise-in lo."

"Oalah wkwk iya, mereka tuh salah tanggal."

"Lah, jadi lo nggak ultah gitu?" Tanya nya memastikan.

"Iya."

"Harusnya kapan?"

"Hari ini."

"Oh syukur deh hehe. Ini gue ada hadiah buat lo." Jawabnya sembari memberikan hadiah yang ia letakkan di sebelah kirinya.

"Wah, makasi. Gue buka sekarang ya?" Ucapnya tersenyum.

"Boleh, terserah lo."

Zaidan pun kemudian membuka hadiah yang diberikan. 

"Jujur gue bingung mau kadoin lo apa, tapi di otak gue cuman itu. Moga cukup dan lo suka ya hehe." Ujar Alya melihat Zaidan yang sedang membuka bungkus kado tersebut.

"Bagus Yak. Cukup, gede nya juga pas. Thanks ya.." Kata Zaidan dengan menempelkan bajunya di tubuh bagian depan.

"Oiya gue lupa, bentar bentar." 

Alya lalu berdiri dan sedikit berlari ke arah mobil untuk mengambil ice cream nya. 

"Nih, gue ada ice cream. Kan pas itu lo kasih gue ice cream, sekarang gantian gue." 

"Udah dikasi baju basket, dikasi ice cream pula. Makasi." Jawabnya sambil menerima ice cream cup dari Alya.

"Yah, agak cair-cair dikit gapapa ya.."

"Punya gue gak terlalu cair, tuker aja. Lo yang ini." Tawar nya.

"Eh nggak usah. Kan lo yang ulang tahun wkwk."

"Gapapa, gaada bedanya mau gue yang ulang tahun atau lo yang ulang tahun." Ujarnya sambil menukar ice cream miliknya pada Alya.

"Yaudah makasi ya.."

"Oiya, pas itu terakhir gue ketemu lo lagi nangis banget kan? Sekarang udah gapapa?"

"Nggak apa kok, udah baikan juga." Jawabnya tersenyum sambil menyantap ice creamnya.

"Hmm bagus deh. Tapi, kemaren gue di jalan ngelewatin rumah sakit dan ngeliat orang mirip lo lagi jalan sendirian. Itu bener lo?"

"Ha? Iya itu gue."

"Lo nangis lagi?"

"I-iya."

"Yang buat lo nangis orang yang sama?"

"I-iya."

"Kata nya udah baikan, kok lo malah nangis. Harusnya seneng dong."

"Hm, masalah yang itu udah kelar. Terus ada lagi gitu."

"Oo. Sebenernya gue mau berenti buat pastiin itu lo apa bukan. Tapi kemaren gue buru-buru jemput nyokap soalnya udah malem banget."

"Iya gapapa Zai. Thanks ya.."

"Yakin lo udah baikan?"

"Yakin wkwk."

"Yaudah, syukur deh. Yak, mampir rumah gue bentar mau?"

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang