MENJAUH(?)

22 1 1
                                    

Dikara, Rengga dan Rezka bersusah payah membawa Rafinzha yang sedang kobam ke dalam mobil.

"Huft, hadeh berat juga lo Raf."

Ketiga orang itu duduk sejenak sebelum akhirnya pergi dari sana menuju rumah Dikara.

"Lo berdua pada nginep sini apa gimana?" Tanya Dikara.

"Ortu lo mana?"

"Pergi."

"Yaudah nginep."

Sesampainya di rumah Dikara, mereka lalu meletakkan Rafinzha yang telah terlelap di kasur milik Dikara.

Kemudian ketiga orang itu berbincang di ruang TV milik Dikara.

"Gue gak habis pikir dia bisa dorong Alya kek gitu." Ujar Rezka memecah keheningan.

"Heem, sama. Padahal biasanya aja dia yang paling marah kalo kita godain Alya." Jawab Rengga.

"Dia mabok goblok." Balas Dikara.

"Ya tau, tapi gak ngira aja dia sampe segitunya."

Rezka tetap tidak percaya apa yang ia lihat tadi.

"Dan lo liat, tadi dia jadi sorotan orang-orang. Anjrit. Udah jarang ke club, sekalinya bikin heboh."

"Napa si, tumben banget sampe ke club?" Tanya Dikara yang tidak mendapat jawaban dari kedua sahabatnya.

"Keknya dia ada masalah, tapi dia mendem deh." Tebak Rengga.

"Dah lah besok aja. Ngantuk gue." Ucap Rezka.

"Gue juga." Ujar Rengga.

Dikara lalu mengambil hp dan menanyakan kabar Alya.

"Yak? Udah sampe rumah kan?"

Tak lama, orang yang dituju itu pun online kemudian membalas chatnya.

"Udah."

"Lo beneran gak diapa-apain sama Raf kan?"

"Nggak."

"Yaudah besok gue bilangin suruh minta maaf sama lo."

"Gak usah Dik. Gue gak mau ketemu dia dulu."

"Lo yakin?"

"Iya."

"Yaudah, biar dia inget sendiri aja."

"Hm."

"Oke, good night Yak."

"Too."

Dikara lalu me-lock hp nya dan meletakkan di atas nakas.

"Anjrit. Lo gak mabok udah gue tonjok muka lo Raf."

****

Matahari yang terang menyinari jendela kamar Dikara yang tidak tertutup, dan menganggu tidur Rafinzha.

Perlahan ia membuka dan mengucek matanya, lalu menengakkan tubuh dan menyender pada dipan kasur. Kepala nya terasa pusing dan bau alkohol begitu terasa di hidungnya.

"Perasaan gue di club, kok bisa dikamar?" Batinnya.

Karena malas berfikir, ia pun pergi keluar kamar dan melihat ketiga orang itu sedang tidur di tempat berbeda.

"Lah ni dua orang nginep sini juga?" Gumamnya.

Rafinzha lalu pergi menuju dapur dan  mengambil air minun lalu duduk di meja makan.

"Dah sadar lo?"

Tanya Rezka yang tiba-tiba datang lalu duduk di hadapannya.

"Hm."

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang