KETAKUTAN

33 0 1
                                    

Bara kembali memasuki ruangan di mana keempat orang yang tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing terdiam dan melihat nya menghampiri Refan.

"Halo sayang, maaf ya ayah baru dateng. Gimana, udah enakan?"

"Udah yah.. ayah kemana aja, Refan kangen."

Refan lalu melepas airpods dan memeluk Bara dengan kangen yang sangat.

Kemudian Bara dan Refan berbincang sebentar, ketika mereka berbincang Rafinzha masuk dengan wajah yang sulit diartikan. Seperti terharu, kesal, rindu, marah itu semua bercampur menjadi satu. Namun ia masih berdiri di ambang pintu.

Alya yang melihat raut wajah Rafinzha lalu menghampiri nya dan mengajak duduk di sofa. Ia sadar bahwa Rafinzha sedang menahan semua itu, terlihat dari urat wajahnya serta tangan yang terkepal sangat kuat.

Alya kemudian mengelus-elus tangan yang sedang terkepal itu sehingga kepalannya menjadi sedikit lebih longgar, begitu pula dengan napas yang tadinya menderu hebat sekarang memelan.

"Refan, ayah pualng dulu ya.. mau istirahat dulu, nanti kesini lagi." Pamitnya.

"Iya, ati-ati ya Ayah." Balas Refan dengan senyuman.

Hal itu membuat hati Rafinzha hancur dan menangis. Melihat Refan yang senang akan kehadiran ayahnya namun di satu sisi Refan tidak mengetahui apa yang selama ini telah ayahnya lakukan di luar sana.

Setelah pamit, Bara pun berbalik badan dan akan pergi keluar. Melihat hal itu, keempat orang kecuali Rafinzha pun berdiri.

"Om pulang dulu ya.." Ucap Bara.

Empat orang yang berdiri pun mengangguk mengiyakan.

Tentu saja Bara mengenal Dikara, Rengga dan Rezka sebab mereka adalah sahabat Rafinzha sejak SMP. Namun, langkahnya terhenti ketika berada di depan Alya.

"Kamu pacarnya Rafinzha?"

"a-em, itu saya sa-"

Belum sempat Alya menyelesaikan omongannya, Bara keburu memotong perkataannya sebelum keluar.

"Semoga Rafinzha bisa jaga kamu dengan baik."

"Raf, ayah balik."

Yang diajak bicara hanya menatap arah lain dan tidak membalasnya.

Di lain sisi, Alya yang mendengar hal itu hanya terbengong hingga Bara keluar, sementara Rezka sudah bersiap ingin menggoda Alya namun dilarang oleh Dikara.

Tak berselang lama, Rafinzha yang hanya duduk dan tidak menghadap Bara berdiri setelah orang yang menamparnya tadi pergi.

"BACOT!" Bentaknya sambil menendang kursi di depannya lalu keluar tanpa mengucap sepatah kata lagi.

Alya yang ingin mengejar dan sempat melihat Rafinzha berlari ke atas, ingin rasanya mengejar namun ditahan oleh Rengga.

"Biarin dia sendiri."

Alya pun kembali duduk di sofa.

"Kak, kak Raf kenapa?" Tanya Refan takut.

Keempat orang itu menoleh dan bingung harus menjawab apa. Hingga akhirnya Alya yang menjawab.

"Raf gak apa. Refan main sama kak Rezka dulu ya."

"Kok gue?" Tanya yang punya nama tak terima.

"Berisik lo, jarak lo ama Refan paling deket." Dikara membela Alya.

"Nyeh."

Akhirnya Rezka pun duduk di sebelah ranjang Refan dan mengajaknya bermain.

----

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang