ACARA KAMPUS

57 5 0
                                    

Tibalah hari di mana kampus mengadakan acara yang telah dipersiapkan beberapa bulan belakangan ini. 

Rafinzha pun menjadi panitia pada acara kali ini sehingga Alya diantar Albar untuk pergi ke kampus. 

"Entar lo pulang nya gimana?" 

"Gampang, entar ama Rafinzha aja." Jawab Alya setelah menutup pintu mobil. 

"Okede. Kalo ada apa-apa telfon gue." Ucap Albar mengingatkan.

"Halah. Entar gue telfon, lo lagi jalan ama Kak Lila. Ogah gue gangguin lo." 

"Hahaha. Jomblo sih. Nggak, hari ini gue gaada jalan ama dia." 

"Hmm. Iyain. Gue masuk dulu ya kak. Bye." Ucap Alya dengan tersenyum lalu meninggalkan kakaknya.

Acara itu dimulaipada pukul 08.00 WIB dan diadakan di gedung serbaguna. 

Dress codenya hanya berupa baju casual dengan warna bebas. 

Alya memutuskan untuk menggunakan atasan putih dengan hiasan pita dibagian kerah yang terdapat warna hitam sepanjang pinggir kain, dipadukan dengan celana coklat krem dan membawa tas putih dengan tali rante berwarna emas. Tas tersebut dapat dijinjing ataupun diselempangkan ke badan.

Saat ini jam menunjukkan pukul 09.00 WIB yang menandakan bahwa Alya sudah telat 1 jam.

Alya pun langsung masuk ke dalam gedung yang sudah di sulap penampakannya sehingga terlihat cukup mewah. 

Saat masuk ia tidak sendirian, beruntung ada beberapa orang yang telat datang juga.  

Alya lalu masuk dan memilih kursi di bagian belakang, karena memang yang bagian depan sudah dipenuhi oleh mahasiswa lainnya. 

Acara ini diselenggarakan tiap tahun dengan tiap angkatan akan bergiliran dalam meng-handle acara ini. Acara yang menyajikan berbagai stand makanan maupun minuman serta di akhir ada beberapa guest star yang diundang agar mereka dapat bernyanyi bersama. 

Ketika sedang berjalan ke arah belakang, mata Alya menangkap seseorang yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

Buru-buru Alya menghampiri  orang tersebut. 

"Hayo loh, bisa bisanya lo telat. Padahal gue dah dateng pagi."

"Ya maaf, nyatok rambut ni loh yang lama." Ucap Alya memamerkan rambut coklatnya yang ia catok menjadi bentuk gelombang.

"Untung bagus jadinya."

"Hish, emang rambut gue bagus." Jawabnya sambil mengibaskan rambutnya sengaja.

"Yaudah, lo disini aja temenin gue berdiri." Balas Rafinzha. 

"Enak aja. Lah lo sendiri ngapain kek satpam berdiri di belakang?"

"Gue kan sie acara. Biar kalo ada apa-apa gue gampang sana sini nya."

"Hm iya deh, padahal duduk aja juga bisa. Dah ayo sama gue duduk, di belakang." Ajak Alya menunjuk dua kursi di depannya yang masih kosong. 

Rafinzha mengangguk dan duduk di sebelah Alya. 

"Habis ni acaranya apa?" Tanya Alya pelan.

"Ya gini ni kalo telat, ga dengerin. Padahal gue tuh bikin acara susah-susah lo nya malah telat." Ucap Rafinzha seolah kesal. 

"Hih lo mah ya maaf iya salah dah gue. Puas."

"Lah kok jadi lo yang balik ngambek."

"Ya orang ditanya acara lanjutannya aja tinggal bilang apa kek malah bahas kemana-mana." Ucap Alya kesal. 

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang