BENCI

24 0 0
                                    

Alya yang melihat Albar berjalan menuju pintu akhirnya duduk kembali dan melanjutkan makannya.

"Yak, lo dah kelar ujian?" Tanya Axel.

"Belum, lanjut senin ama selasa. Habis gitu libur."

"Main yok kalo lo libur. Entar aja Velin juga." Ucap Sadam kepada Axel.

"Bisa diatur."

Axel menjawabnya dengan gaya belagu membuat Sadam dan Alya tertawa.

Sementara itu, Albar yang membuka pintu pun terkejut akan seseorang yang datang. Lalu, ia pun melihat kearah meja makan di mana Alya sedang tertawa bersama Axel dan Sadam.

Kemudian Albar pun melangkah keluar dan menutup pintu sebab ia tidak ingin perbincangannya terdengar oleh Alya.

Dengan perasaan kesal yang ia tahan serta nada santai dia pun bertanya pada orang di depannya.

"Masih punya muka lo dateng kesini abis buat adek gue nangis?"

Rafinzha yang mendengar hal itu pun terkejut akan perkataan Albar.

"Kak, sumpah lo harus tau ceritanya." Jawab Albar membela diri.

"Gue udah denger semua dari adek gue."

"Sumpah kak, ini gak kayak yang lo bayangin."

"Berisik lo Raf."

Tanpa basa basi kembali, Albar langsung menonjok Rafinzha yang menyebabkan ia terjatuh mengenai rak sepatu yang berada di teras.

Gubrak

Suara yang ditimbulkan cukup keras, sehingga ketiga orang yang berada di meja makan pun langsung berlari ke asal suara.

"Kak lo ken-"

Belum sempat Alya melanjutkan kalimatnya, ia terkejut akan pemandangan di depannya.

Di mana Rafinzha telah terjatuh dengan sudut bibir yang berdarah. Ia tahu hatinya sakit akan perkataannya kemaren, namun melihat kondisi nya seperti ini membuatnya tidak tega.

Niat hati ingin menolong, tapi rasanya sulit. Akhirnya Alya hanya bisa menarik Albar untuk masuk bersama Sadam dan menatap Rafinzha dengan tatapan kecewa.

Menyadari hal itu, Rafinzha berusaha berdiri dan berhasil memegang tangan Alya. Yang dipegang pun menoleh dan seperti mengisyaratkan 'apa'.

"Yak, sumpah gue minta maaf."

Alya terpaku di tempatnya dengan air mata yang keluar tanpa ia sadari. Ia menatap Rafinzha dengan tatapan yang sulit diartikan sambil menggeleng mendengar permintaan maaf darinya.

Axel lalu melepas genggaman Rafinzha pada Alya kemudian menyuruh Alya masuk.

"Loh, lo siapa?"

Albar menatap Axel bingung sekaligus tak terima karena menyuruh Alya masuk begitu saja tanpa mendengar penjelasannya dulu.

"Lo gak perlu tau siapa gue. Gue juga gak terlalu tau soal lo, gue cuma tau lo dari ceritanya Alya. Disini gue udah anggep Alya jadi adek gue sendiri. Saran gue, mending lo pulang. Dia lagi gak mau ketemu lo."

"Gue kesini mau jelasin."

"Jelasin apa? Gue gak pingin adek gue makin nangis ya. Dah, pulang lo sekarang."

Tanpa menunggu jawaban, Axel kemudian masuk dan menutup pintu. Membiarkan Rafinzha berdiri sendiri dan menyesali perbuatannya.

"ARGH SHIT!" Ujarnya menendang rak sepatu yang telah jatoh.

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang