BAIKAN

50 1 0
                                    

"Yaudah, gue pulang ya Yak, Kak."

"Heem. Thanks ya Raf." Ucap Albar.

"Iya masama."

Lalu Rafinzha keluar dengan membawa jaket jeans di tangannya.

"Eh, Raf. Raf." Ucap Alya sambil berlari menyusul Rafinzha yang akan masuk mobilnya.

"Apa?" Ucapnya lalu menoleh.

"Nih, gue tadi buru-buru buatin lo bubur, pake bubur instan si. Lo belum makan sama sekali. Takut entar dijalan ga kuat." Sambil memberikan kotak bekal berwarna biru muda tersebut.

"Repot-repot lo." Ucap Rafinzha menerima bekal tersebut sambil tersenyum.

"Enggak. Apaan sih."

"Yaudah, entar gue makan di mobil. Thanks ya.."

"Heem. Lo yakin mau pulang dengan kondisi muka lo kek gini?"

"Haha. Yaiyalah Yak. Masa gue mau nginep rumah lo terus. Lucu ya lo."

"Hmm." Ucapnya sambil menunduk merasa bersalah.

"Hey, gue nggak apa. Santai aja Yak." Ucapnya mengangkat muka Alya.

Tiba-tiba Alya memeluk Rafinzha dan meletakkan kepalanya di dadanya lalu menangis.

"Lah, napa nangis?" Lalu membalas pelukan Alya dan mengelus punggungnya.

"Gue takut lo dimarahin mama lo.. gue gak mau lo dimarahin... gue sayang lo Raf.."

"Cup cup.. iya gue juga sayang sama lo... udh ih jangan nangis. Tambah jelek yang ada muka lo. Sana mandi gih. Kucel amat."

Masih dengan Rafinzha yang menenangkan sahabatnya itu.

"Hmm... entar gue ke rumah lo deh."

"Gak. Gaada maen ke rumah gue ya, lo tuh harus istirahat. Jangan kemana-mana dulu." Ucap Rafinzha melerai pelukan mereka. 

"Iya deh iya." Ucapnya pasrah.

"Yaudah, lo istirahat. Gue balik dulu ya.. Daaa. Gak usah nangis lagi. Gue gak apa."

"Heem. Lo ati-ati. Entar chat gue kalo dah sampe." Ucapnya saat Rafinzha sudah masuk kedalam mobil.

"Iya, dah sana istirahat. Daa."

Alya membalasnya dengan melambaikan tangan dan tersenyum.

Alya pun masuk rumah, menutup pintu dan naik ke kamarnya. Baru saja ia merebahkan dirinya di kasur. Seseorang memencet bel rumahnya.

"Kak, lo aja ya yang buka. Gue gak kuat." 

Alya mengirim pesan pada Albar. 

"Hm." Balas Albar.

Albar lalu turun dan membuka pintu. Tidak terkejut karena yang datang adalah Velin.

"Nape?" Ucap Albar ketika membuka pintunya sedikit.

"Alya mana?"

"Noh, dikamar." Jawab Albar menunjuk kamar Alya dengan dagunya.

"Oke, misi ye bang." Ucap Velin mendorong Albar menjauh dari pintu agar ia bisa masuk.

"Heem."

Velin lalu masuk ke kamar Alya.

"Hey. Lo gimana kondisi nya sekarang? Baek-baek aja?"

"Gue baik. Lo napa dateng-dateng ngos ngosan gitu."

"Ga usah boong. Tadi malem lo mabok kan?"

"Tau dari mana lo. Ngaco."

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang