CUEK ATAU KANGEN

23 1 1
                                    

"Baik anak-anak, semoga hasil yang kalian dapatkan nanti memuaskan. Saya permisi, Assalamualaikum."

"Aamiin!! Waalaikumsalam pak!" Jawab sekelas serentak.

Beberapa mahasiswa mulai keluar dari kelas, namun berbeda dengan Alya yang masih memilih untuk duduk sejenak sambil mengirimi Albar pesan bahwa ia telah selesai. Baru saja ia memencet tombol untuk mengirim pesan, seseorang dengan tas yang ia rangkul di salah satu pundaknya menghampirinya.

"Gak enak badan gimana? Mananya yang sakit?" Tanya Rafinzha yang sudah duduk di kursi kosong sebelah Alya.

Alya hanya diam dan bergegas menyimpan alat tulisnya ke dalam tas, lalu mengambil tas dan berjalan pergi menghiraukan lelaki di sebelahnya.

"Jawab dulu." Ujarnya lembut sambil mencekal tangan milik Alya.

"Bukan urusan lo."

Awalnya ada rasa kaget karena Alya berbicara seperti itu padanya, namun ia berusaha mengerti bahwa perempuan berkuncir kuda di depannya ini sedang marah dengannya.

"Gue cuma mau tanya, lo sakit apa?"

Ia mengulang pertanyaannya dengan sabar.

"Gak usah sok peduli."

Ujar perempuan itu lalu melepas cekalan tangannya dan sesegera mungkin pergi dari hadapan lelaki yang masih terdiam di tempatnya berdiri saat ini.

Alya pergi keluar kelas dan menuju parkiran ketika mendapat kabar bahwa Albar telah sampai. Ia melihat Rafinzha pun tidak mengejarnya.

"Yaiyalah Yak, ngapain dia ngejar lo. Emang lo princess kek di film-film. Enggak kan?"

Kemudian ia pun segera masuk ke dalam mobil dan menetralkan napasnya yang membuat Albar bingung.

"Heh, napa lo ngos-ngosan kek gitu?"

"Gapapa."

"Kebiasaan, cerita gih. Kenapa?"

Albar menatap adiknya itu sambil menunggunya berbicara.

"Gue jahat banget deh kak kayaknya, aaaa gimana dong?"

Ujarnya balik menatap Albar.

"Jahat? Lo habis ngapain emangnya?"

"Ceritanya jangan disini, ke cafe aja ya.."

Albar pun kemudian melajukan mobilnya menuju cafe yang Alya maksut, cafe favoritnya yang terletak tak jauh dari kampus.

Setelah pelayan yang mencatat pesanan mereka pergi, Albar pun kembali menagih ucapan adiknya itu.

"So?"

Alya menghembuskan napas lalu memulai ceritanya.

"Jadi tuh, tadi Raf masuk kuliah. Lah gue pikir ya dia gak bakal masuk soalnya dia udah ujian duluan gitu lo seminggu sebelum yang lain ujian."

"Tapi tadi ini dia masuk, lah gue kaget kan ya.. cuma tadi pas ditanya dia bilang cuma hari ini doang dia masuknya soalnya yang matkul ini dia belum ujian."

"Terus? Letak salah lo dimana?" Tanya Albar mengerutkan kening.

"Elah, diem dulu belum kelar ceritanya."

"Heem, lanjut."

"Jadi kan biasanya gue sama Raf selalu duduk sebelahan. Nah tempat duduk gue tuh kalo dari pintu, jalan ngelewatin dua kursi belok kanan habis gitu duduk di kursi ketiga dari belakang."

"Tapi, tadi ini gue duduk di pojok depan deket tembok dan dosen gue sadar. Hadeh, seaneh itu ya emang kalo gue gak duduk sama dia. Nah, dosen gue nanya kenapa pindah. Ya gue jawab aja gak enak badan jadi gak mau duduk deket jendela."

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang