G-Resto

18 0 0
                                    

Di mobil Alya sama sekali tak membuka suara, bukannya berniat mengabaikan Sadam disebelahnya. Hanya saja ia sedang menahan tangis karena telah meluapkan emosi kepada seseorang yang sebenarnya ia rindu. 

Sadam yang sedang menyetir tiba-tiba membuka percakapan.

"Mau makan malem di mana?"

Tanpa menjawab, Alya langsung memutar voice note yang Axel kirim, 

"Gue tunggu di G-Resto ya.. Buruan, laper."

Sadam pun mengangguk tanda mengerti dan segera melajukan mobilnya menuju tempat yang baru saja ia dengar. 

Tak membutuhkan waktu yang lama, Sadam mematikan mobil kemudian keluar. Berbeda halnya dengan Alya hanya diam. Sadam lalu berjalan menghampiri sisi mobil lainnya dan membukakan pintu untuk adiknya itu. 

Alya yang sedang melamun pun kaget akan hal itu, lalu ia merapikan rambutnya sebentar dan keluar dari mobil. 

"Mau cerita?" Tanya nya lembut.

"Nanti aja." Jawabnya sambil tersenyum kecil.

"Oke, yaudah yuk masuk."

Alya mengangguk dan berjalan masuk bersama Sadam ke dalam restoran tersebut. 

Restoran tersebut cukup sepi, mungkin karena belum masuk waktu makan malam. Jadi lebih mudah untuk menemukan orang yang ia cari, dan benar orang yang dicari telah melambaikan tangannya.

"Tuh Axel." Ujarnya pada Alya.

"Yoo broooo! Lumayan cepet si wkwkw, laper gue." Ucapnya pada Sadam.

Sesaat kemudian ia menyadari ada yang aneh dari adiknya,

"Lah, adek gue kenapa? Kok gak heboh ketemu gue, padahal tadi di telpon ngeledek-ngeledek." 

"Hai bang." Balasnya dengan senyum kecil dan langsung terduduk lemas sambil menelungkupkan wajahnya di meja dengan sanggahan kedua tangannya.

"Kenapa?" Tanya Axel yang duduk di sebelahnya.

Sementara yang ditanya hanya menggeleng. Kemudian Axel memberi kode pada Sadam dan mengajaknya untuk pergi sebentar.

"Yak, gue tinggal bentar gapapa? Itu dari kemaren Sadam pengen roti, nge spam mulu ni anak. Disitu ada roti, gue mau nujukin dia. Gapapa yaa?" Tanya nya mengelus kepala adiknya.

Alya mendongak kemudian mengangguk dan tersenyum lebih lebar dari yang telah ia tunjukkan tadi. Lalu, keduanya pun beranjak dari kursi dan pergi ke arah yang Axel ucap tadi.

"Woy, dia kenapa?" Tanya Axel penasaran.

"Abis marah-marah ama sobi nya yang cowok, lupa gue namanya."

"Raf raf itu ga si?" Ucapnya berusaha mengingat.

"Nah iya keknya. Di mobil juga diem doang, ditanya malah muter voice note dari lo."

"Hmm, btw tadi gue juga ajak si Albar makan bareng. Tapi dia keknya bawa cemewew nya."

"Hmzz siap siap aja kita berdua jadi nyamuk. Hahahah." Jawab Sadam sambil tertawa.

"Dasar. Awas ye lo kalo punya cewek duluan. Gak solid lo."

"Dah lah, balik. Kasian Alya sendirian."

"Wuittt, lo ambil satu roti kek, biar gue gak boong." 

Sadam pun kemudian mengambil roti lalu mereka berdua berjalan menuju tempat duduknya kembali.

Di meja, mereka berdua melihat Alya yang sedang menggenggam hp sambil terisak namun masih dengan kondisi kepala yang ia tundukkan di meja.

"Kenapa Yak?" Tanya Sadam mendekat.

SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang