ALDO

61 3 1
                                    

"Mbak, beli sistagornya dua, hotdognya juga dua ya.." 

"Heh, sistagor udah dua. Hotdog juga dua. Buat sapa?" Tanya Rafinzha. 

"Sistagornya satu buat Devan ama Velin, terus satunya buat kita berdua. Hotdognya ya buat Aldo ama gue." 

"Yaampun. Lo udh beli sistagor juga beli hotdog?" Tanya Rafinzha pada Alya. 

"Mbak, sistagornya tetep dua. Tapi hotdognya satu aja. Oiya, sama minuman yang ini satu ya.." Ucap Rafinzha pada pegawai bioskop tersebut sebelum Alya menjawab pertanyaanya tadi.

"Oh, baik kak."

Setelah membayar, mereka pun pergi ke sisi ujung untuk menunggu dan mengambil pesanan mereka. 

Sambil menunggu, Rafinzha membuka hp miliknya dan melihat ada satu notifikasi masuk dari laman instagramnya. Dibuka lah notifikasi tersebut. 

Ternyata Alya memposting foto mereka berdua, tapi ada sesuatu yang membuat Rafinzha mengerutkan alis saat membaca captionnya. 

Biasanya dia yang ngerjain gue. Gak nyangka juga giliran gue balik kerjain kena juga ni anak. Hahah. 

Rafinzha hanya tersenyum simpul melihat kelakuan sahabatnya itu.

Selesai mendapatkan apa yang mereka pesan, kedua sahabat ini kembali menemui Devan dan Velin. 

"Kapan si dibuka teaternya?" Tanya Alya. 

🔊Pintu teater 3 telah dibuka, penonton yang memiliki karcis dipersilakan masuk. 

"Nahh, baru aja diomongin. Panjang umur dah ni teater." Ucap Devan asal dan disambut gelak tawa Alya, Rafinzha, dan Velin. 

"Yaudah, masuk yuk." Ajak Velin. 

"Oiya, gimana tiketnya si Aldo?" Tanya Alya. 

"Alah, gabungin aja ama punya kita. Entar si Aldo suruh telpon Raf kalo dah sampe. Jadi ntar Raf yang bawa masuk." Jawab Devan. 

"Oke," jawab Rafinzha santai.

Ketika mengantri untuk masuk teater, Rafinzha baris paling belakang setelah Alya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Rafinzha. 

"Eh." Ucapnya kaget dan menoleh ke samping kanan. Ternyata itu adalah Aldo. Segera Rafinzha keluar barisan dan menyambut teman nya itu.

"Weh bro. Kaget gue." 

"Haha. Sengaja." Ucap Aldo jail. 

"Dasar." 

"Eh, btw lo ama sapa?" Tanya Aldo pada perempuan di depan mereka yang tadi sempat menoleh sebentar. 

"Oh, itu Alya. Sahabat gue." 

"Yakin sahabat?" Tanyanya tidak yakin. 

"Iyee." 

"Ohh, cantik ya." Ucap Aldo sambil melihat Alya dari samping. 

"Cantik, tapi judes." Balas Rafinzha dengan nada yang pelan.

Alya yang sudah masuk dan memberikan tiga karcis pada penjaga bioskop menoleh mencari Rafinzha. 

"Raf!" Ucapnya mencari Rafinzha. 

"Duluan aja. Ini ada Aldo, ntar barengan Aldo masuk."

 "Oh, yaudah cepetan." Jawab Alya dengan muka datarnya.

"Mbak ini dua karcis ama cowo dua belakang itu ya.." Ucap Alya pada penjaga bioskop sambil menunjuk dua laki-laki yang sedang berbincang. 

Alya memang seperti itu, jika dia tidak mengenal dekat seseorang, ia akan dinilai judes dan sinis karena tatapan matanya. Tapi jika sudah kenal lebih dekat, Alya merupakan orang yang asik dan hangat. 

Itu alesan Rafinzha, yang termasuk idola kampus mau menjadikan Alya sebagai sahabatnya. Karena dia beda dengan cewek pada umumnya yang mudah dideketin, mudah dibuat terbang. Gitu deh pokok sekilas.

Aldo yang melihat hal itu langsung berbisik pada Rafinzha. 

"Dari samping cantik, dari depan cantik. Tapi judes banget." 

"Hahaha, cewe ya cantik lah. Ada ada aja lo, masa iya cewe ganteng. Dah ah, masuk yuk." Ucap Rafizha yang masuk diikuti oleh Aldo dibelakangnya.

Posisi duduk mereka adalah Devan, lalu Velin, Alya, Rafinzha, dan Aldo. 

Sebelum film dimulai, Velin pun membagikan minum dan juga popcorn. Setelah itu giliran Alya yang membagikan sistagor, hot dog, serta minuman milik Aldo. 

"Nih, sistagor buat lo ama Devan. Terus yang ini buat gue ama Rafinzha. Ini hotdog buat lo." Ucap Alya sambil memberikan sistagor kepada Velin, lalu pada dirinya sendiri, dan terakhir memberikan hotdog kepada Aldo. 

Aldo hanya tersenyum tanpa menerima hotdog pemberian Alya. 

"Sorry, gue nggak suka hotdog. Buat lo aja." 

"Oh, gak suka. Yaudah, nih popcorn gue aja buat lo. Makasih." Ucap Alya sudah mulai dengan nada yang lebih bersahabat. 

Aldo menerima popcorn tersebut. 

"Thanks." Ucapnya sambil tersenyum.

Alya pun sangat senang ketika ia bisa memakan hotdog yang sudah ia inginkan sejak tadi. Namun hampir tidak jadi karena Rafinzha mengubah pesanan hotdog yang awalnya dua menjadi satu saja.

"Yuhuuu, emang yaa kalo rejeki gue gak bakal kemana. Wlek." Ujar Alya pada Rafinzha di sebelahnya 

"Hmm. Iyain." Ucap Rafinzha malas menanggapi.

Disebelah Rafinzha, Aldo tersenyum simpul melihat tingkah Alya yang mendapat hotdog yang sebenarnya milik Aldo. Tingkah yang sangat berbanding terbalik ketika ia pertama melihat Alya.

"Lucu." Celetuk Aldo spontan.

"Ha? Apa? Lucu? Siapa lucu?" Ucap Rafinzha menoleh pada Aldo. 

"Ha, eh, tuh filmnya lucu." Jawab nya kelabakan. 

"Gila apa lo? Layar item gini lo bilang lucu. Wah. Dah gak waeas lo." 

"Haha." Ucap Aldo. 

"Oh, atau lo bilang dia lucu?" Ucap Rafinzha menunjuk pada Alya.

"Enggak, apaan si. Dah ah, berisik lo." 

"Alah. Sejak kapan lo rahasia-rahasiaan ama gue." 

"Apasi gak jelas." 

Tanpa sadar, lampu semakin meredup hingga akhirnya mati. Tanda film akan segera dimulai. Tetapi dua lelaki ini masih saja meributkan hal yang mengganggu Alya. 

"Ck, berisik. Bisa diem gak si." Ucap Alya menoleh pada Aldo dan Rafinzha

Yang ditegur pun langsung diam seribu bahasa. 

"Barusan, gue bilang lo lucu. Eh, ganasnya udah keluar aja." Batin Aldo dalam hati.




SURE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang