Prolog

758K 42.5K 6.7K
                                    

Salam lima agama semua^^
Tanggal 07 Juni 2021 ini adalah start awal aku menulis ini. Oke, kita mulai dan mari kawal cerita Aileen dan Regan sampai tamat.

Mungkin gak panjang banget nih cerita.

Makasih buat kamu-kamu yang sudah mendukung konten haluku sayang, love you❤❤❤

Semoga kalian semua yang bersedia mampir suka sama ceritanya, maaf jika ada yang kurang karena saya manusia biasa yang pasti banyak salah dan kurangnya. Allah gak mengganjar saya bisa sempurna dalam segala hal atau bidang soalnya nanti banyak yang iri dengki. Makasih.

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN. VALID NO DEBAT!
SIDERS? GAPAPA LAH, TERSERAH. ALLAH MAHA TAU YEEE KHAN?😌😌😘

🍂🍂🍂

Wajah lelah, mata kantuk dan badan terasa remuk dirasakan oleh Aileen, jam sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam. Suasana sepi dan sunyi menemani perjalanannya pulang kerumah, meski kondisi tubuh tidak bisa dikatakan baik namun Aileen tetap memaksakan diri, gadis itu tidak ingin manambah masalah pada keluarganya.

Kretekk..

Aileen melongokkan kepalanya kekanan dan kekiri, rasanya dia seperti mendengar bunyi sesuatu yang patah, bulu kuduknya tiba-tiba berdiri dan suasana berubah mencekam. Sebenarnya tidak semenyeramkan itu karena jalanan diterangi oleh lampu-lampu, tapi begitulah Aileen, gadis itu selalu takut dengan apa yang ada dalam bayangannya sendiri.

"Hoshh...hossh... Itu tadi apa, sih? Nakutin banget." monolog Aileen setelah sampai didepan gerbang rumah megahnya.

Aileen membuka gerbang dan berjalan masuk kedalam rumah, lampu-lampu di beberapa ruangan sudah dimatikan yang artinya seluruh anggota keluarganya sudah tertidur. Aileen sedikit bernapas lega ketika dia sampai dikamar tanpa diketahui oleh siapapun, untunglah papanya tidak memergokinya seperti biasa.

"Hahhh, capek banget!" Desahnya melepas penat, gadis itu membanting tubuhnya diatas kasur.

Ceklek!

Aileen yang saat itu tengah memejamkan mata mencoba menghapus penatnya langsung terlonjak kaget, tubuhnya berdiri otomatis menatap pintu kamarnya yang terbuka, sedikit takut jika yang membuka adalah Mama atau Papanya.

"K-kak, ngapain?" tanyanya gugup.

Gadis yang usianya hanya terpaut beberapa menit dengannya itu menatap datar, "Berapa kali aku bilang kamu itu jangan pulang larut Ai? Kamu baru pulang 'kan, jujur!" semprot gadis bernama Aurel.

"Eng.. Maafin Ai kak, tadi ada kerjaan dikit. Jadi Ai pulang telat." ujar Aileen mencoba menjelaskan.

Aurel segera mendekati adiknya dan merangkulnya sayang, "Aku khawatir tau sama kamu, aku takut kamu kenapa-kenapa. Terlebih aku takut kamu dihajar papa atau lebih parahnya lagi kakek." ujar Aurel sendu.

Aileen memeluk kakaknya erat, dia sangat menyayangi sang kakak walau kadang dia menyayangkan kenapa sang kakak tidak membela ketika dia dipukul atau dihina oleh anggota keluarga. Tapi dia yakin, Aurel hanya berakting demi melindunginya.

"Kakak tidur aja gih, aku juga mau mandi dan beres-beres mau tidur. Besok sekolah 'kan?" Aurel mengangguk, dia mengelus puncak kepala adiknya yang lebih tinggi darinya dengan sayang.

"Jangan begadang, ya? Aku pergi dulu." pamitnya dan diangguki Aileen.

Pintu tertutup dan Aileen segera membersihkan tubuh, pasalnya tubuhnya sudah tidak bisa diajak kompromi untuk terjaga lebih lama lagi. Dia butuh tidur dan istirahat.

AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang