11. AILEEN & REGAN

300K 30.5K 3K
                                    

Happy Reading beib🦋🫂

🍂🍂🍂🍂

Dua hari berlalu....

Sekarang disinilah Aileen hidup, hidup seorang diri tanpa ada yang menemani, ralat hanya berdua dengan calon bayinya. Meskipun ada tetangga kanan kiri, hal itu tak menampik rasa kesepian yang dirasakan oleh Aileen. Semua tatangganya sibuk bekerja sejak pagi sampai sore dan hanya akan satand by di rumah ketika malam mendatang.

"Kita harus kuat ya nak, kamu harus kuat nemenin bunda kerja nanti. Demi kelangsungan hidup kita, kamu harus jadi anak kuatnya bunda ya..." bisik Aileen pelan, tangannya itu bergerak menyingkap kaus hitam yang dia kenakan sehingga mengekspos perutnya yang masih datar, kemudian mengelusnya sayang.

Aileen sungguh tidak pernah membayangkan akan ditakdirkan menjadi seorang ibu diusia yang terlalu dini. Padahal di usianya yang masih 17 tahun ini sangatlah beresiko ketika mengandung karena dinilai belum sanggup, tapi mari kita lihat kesanggupan Aileen, perempuan itu akan bertahan kuat sampai di titik mana.

#####

Regan benar-benar tidak bisa mengalihkan pikirannya dari Aileen, gadis lugu itu sudah tidak masuk sekolah selama dua hari. Dia jadi merasa gelisah, dia takut apa yang dia pikirkan selama ini  menjadi kenyataan, sebenarnya sejak lama dia ingin menemui Aileen namun sayangnya dia tidak tahu dimana gadis itu tinggal.

"Bangsat!" umpatnya kasar seraya membanting ponsel.

Regan menutup matanya frustasi, dimana dia bisa menemukan Aileen. Hanya satu peluang besarnya agar bisa bertemu dengan Aileen, yaitu di sekolah. Hanya di sekolah, tapi sudah dua hari Aileen tidak masuk dan hal itu membuat Regan khawatir jika Aileen benar-benar tidak akan masuk ke sekolah lagi. Entah mengapa tapi instingnya mengatakan jika Aileen tidak akan pernah masuk ke sekolah lagi.

"Ck, sialan! Gue harus ngapain kalau gini anjing!"

Regan segera bangkit dari posisinya, laki-laki itu memakai kaosnya yang sebelumnya tersampir di kepala ranjang. Kemudian dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar, menuruni tangga dan mulai bergabung bersama kedua orang tuanya di ruang keluarga.

"Udah bangun sayang?" sapa bundanya lembut.

Regan mengangguk, "Ayah gak jadi lembur, yah?" tanya Regan basa basi.

"Nggak jadi, mau ada cucu dateng kesini." balas sang Ayah santai.

Mendengar kata cucu, Regan sudah bisa menebak siapa yang akan datang. Mulai nanti dia akan terus mengunci kamarnya agar cucu yang dimaksud oleh Ayahnya tidak kembali berulah.

"Cepet lulus bang, kuliah, terus nikah. Kasih bunda cucu yang banyak habis itu," celetuk bundanya, wanita paruh baya itu memakan kue kering dengan santai.

"Masih lama bun, Regan juga belum siap kali jadi Ayah, tanggung jawabnya besar." balas Regan.

"Lohh, kan bunda gak bilang sekarang, tapi nanti." Sela bundanya, wanita itu mencubit lengan Regan kencang.

Regan berdecak, "Sakit bun,"

Tiga orang tersebut asyik saling membully satu sama lain, inilah kehangatan keluarga Regan, meski diluar Regan tampak dingin namun ketika bersama keluarga dia bisa menjadi sosok yang hangat. Keluarga yang sangat harmonis, bahkan saking harmonisnya dalam keluarga ini jarang sekali terjadi persetruan, mungkin bisa di hitung jari permasalahan yang datang.

AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang