Py Read sayang❤❤
Selamat mengbaper😂😂Rumah tampak sepi, siang ini Aileen sendirian dirumahnya, sebenarnya tadi pagi ada ketiga temannya datang kemari, namun mereka sudah pulang. Sejak pagi Regan sudah berangkat ke kantor ayahnya untuk bekerja, kenapa temannya kemari sebenarnya adalah karena mereka merindukan Aileen, mumpung kelas dua belas libur selama satu minggu karena adik kelas mereka tengah melaksanakan UKK.
Aileen sendiri sebenarnya masih ingin bersama teman-temannya tapi rupanya ketiga gadis itu tengah mempersiapkan diri untuk tes ke perguruan tinggi. Vinda akan kuliah di UGM, Mona di Singapur dan Airish di Belanda. Intinya Aileen akan terpisah dengan ketiga temannya, dia hanya disini bersama Regan dan anaknya.
Jika ditanya sedih atau tidak jawabannya sudah pasti sedih, dia juga ingin masuk univeraitas impiannya. Tapi lagi-lagi Aileen ditampar kenyataan, yang harus dia lakukan hanyalah bersyukur dan memperbaiki masa depannya. Jikapun dia tidak hamil anak Regan, dia pasti juga tidak akan di sekolahkan tinggi-tinggi oleh keluarganya. Dia harusnya bersyukur karena lepas dari kandang para manusia kejam.
Tok tok tok!!
Aileen tersadar dari lamunannya, wanita itu mengecilkan volume tv dan pergi menuju pintu depan, pasti Regan sudah pulang batinnya senang. Entah karena efek kehamilannya atau memang perasaannya saja dia tidak pernah mau jauh dari Regan, bahkan ditinggal sebentar saja rasanya rindu.
Cklek~
"Reg-loh..."
Aileen menatap orang didepannya ini kaget sekaligus takut, "K-kak Rian, ng-ngapain ada d-di sini?" tanyanya terbata.
Lelaki yang dipanggil Rian itu tersenyum lebar, dia mengacak puncak kepala Aileen gemas. "Gak usah takut, saya tidak pernah berniat buruk tentang kamu, saya juga sudah bukan bodyguard papamu." kata lelaki itu ramah.
Aileen menghembuskan napas lega, "Kak Rian mau masuk dulu?" tawar Aileen.
"Jangan, suami kamu masih kerja kan. Saya gak enak masuk ke rumah perempuan yang sudah bersuami tapi suaminya tidak dirumah."
"Gak apa-apa kak, pintunya dibuka nanti. Lagian suami Aileen sebentar lagi pulang." tutur Aileen.
Rian tampak berfikir, kemudian mengangguk. "Yasudah, saya masuk."
Kemudian Aileen membawa Rian agar duduk di sofa ruang tamu. Menawari pria dengan usia dua tahun diatas kakaknya ini minuman, setelah itu Aileen meninggalkan tamunya ke dapur. Rian tersenyum tipis melihat kehidupan Aileen yang sekarang, niatnya dari dulu adalah membebaskan Aileen dari keluarganya, kini nonanya sudah bebas.
Pria itu menatap sekeliling, rumahnya cukup mewah meskipun tampak minimalis. Dan lagi rupanya rumah ini dilengkapi cctv, jadi akan sangat aman sekali jika meninggalkan Aileen sendirian.
******
Ditempat lain, Regan tengah memijit pelipisnya karena pusing melihat kurva-kurva keuangan yang harus dia perbaiki. Lelaki itu melihat jam yang bertengger di lengan kirinya, rupanya sudah pukul dua belas siang. Dia memang sengaja tidak ikut istirahat makan siang di kantin kantor karena dia ingin segera menyelesaikan tugasnya dan pulang ke rumah untuk makan siang bersama istri tercintanya.
Regan menggulung kemeja putihnya sebatas siku, melonggarkan dasi yang menjerat lehernya dan menyenderkan punggungnya di sandaran kursi. Lelaki tampan itu mulai berkutat dengan monitor lagi mengabaikan handphonenya yang berdering menampilkan nama Alfaro.
"Ck, mau apa sih, orang ini." decaknya malas.
Regan membiarkan ponselnya begitu saja, tidak mereject atau menonaktifkannya. Matanya dia fokuskan kepada jajaran tabel berisi angka-angka memusingkan, membutuhkan ketelitian untuk menyelesaikannya jadi Regan tidak peduli dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...