Holaaaa kangen gue gak? Kangen Zee gak? Kangen siapa?
Seneng gak diobrak-abrik perasaannya? Yuk kita berantaki lagi😌😂👍HAPPY READING❤❤
🍂🍂🍂🍂
Regan langsung turun dari mobilnya, melejit memasuki rumah yang pintunya sedikit terbuka, mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah sembari meneriakan nama Aileen, tak lama datang Alfaro yang juga ikut menjelajahi setiap sudut rumah Regan."Telfon Aileen cepat!!" perintah Alfaro tidak sabar.
Regan menurut, membuka handphonenya dan langsung menekan nama Aileen yang sudah di priorotaskan olehnya, nomornya tersambung tapi tidak diangkat. Regan baru ingat kalau Aileen sering menyeting handphonenya dengan mode silent.
"Kesambung tapi gak diangkat." ujar Regan frustasi.
Alfaro segera mengambil sebuah alat di mobilnya, seperti yang diketahui itu adalah alat pelacak buatan Rusia. Regan tahu alat itu karena ayahnya punya di rumah. "Nomor hp Aileen, sebutkan." titah Alfaro.
Regan segera menyebutkan nomor ponsel Aileen, setelah itu muncul satu titik biru dan satu titik merah yang lokasinya cukup jauh dari rumah ini, titik itu masih bergerak. Alfaro menatap Regan sebentar lalu mengangguk.
"Bawa sesuatu, Rian pasti sudah memasang taktik jebakan." titah Alfaro lagi.
Regan langsung mengambil sebuah besi sepanjang satu meter dengan berat kisaran dua kilogram, kemudian lelaki itu keluar diikuti oleh Alfaro. "Sebaiknya kita bersama-sama Regan, saya mohon jangan tolak saya kali ini." ucap Alfaro.
Regan langsung mengangguk, dia memberi kesempatan pada Alfaro untuk membuktikan diri bahwa lelaki itu benar-benar tulus meminta maaf serta ingin memperbaiki semuanya. Regan menyuruh Alfaro masuk kedalam mobilnya dan dia pun langsung menginjak gas, tidak perduli dengan umpatan orang-orang yang hampir terserempet olehnya.
Astaga, Tuhan... Bantu aku, selamatkan anak dan istriku Tuhann...
"Sepertinya saya tahu tempat ini, belok kiri lewat jalan pintas belakang gedung Universitas." ujar Alfaro.
Regan hanya menurut, dia diam untuk mendapatkan fokusnya agar tidak buyar karena pikirannya mendadak penuh dengan nama Aileen, Aileen dan hanya Aileen. Sejenak dia menyesali kenapa dia meninggalkan Aileen pagi tadi, jika saja dia menolak permintaan Ayahnya untuk mengurusi beberapa berkas penting, mungkin Aileen tidak akan sampai di culik seperti ini.
Regan bersumpah, dia tidak akan mengampuni Rian jika anak dan istrinya sampai celaka. Dia akan membunuh Rian saat itu juga kalau sampai terjadi sesuatu dengan Aileen dan anaknya, demi Tuhan.
"Lewat belakang Regan, kalau kamu melihat ada gerbang besi di depan tabrak saja. Pusatkan pada sekelompok tanaman rambat itu karena disanalah pintu daruratnya." ujar Alfaro.
Regan mengangguk, "Lo gak ikut siasat Rian kan, kenapa lo bisa tahu semua rahasia disini?" selidik Regan curiga.
Alfaro terkekeh pelan, dia sudah menduga Regan akan mengatakan hal demikian. Tapi dia tidak marah, dia tahu dia pantas di curigai karena sebelumnya dia juga adalah bagian dari orang-orang jahat seperti Rian. "Rian itu mantan anak buah saya, dia mengambil salah satu mobil milik saya. Dia terlalu bodoh karena tidak menyadari adanya cip pelacak didalam mobil itu, jadi kemanapun dia pergi saya terus memantaunya." terang Alfaro.
"Saya juga sering memata-matai kamu dan Aileen, saya menghafalkan tempat persembunyian strategis dan saya selalu mencari tempat darurat jika saja ada yang menangkap atau mengetahui cara kerja saya." sambung Alfaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...