19. AILEEN & REGAN

289K 29.4K 2.4K
                                    

Hi, jangan lupa vote ya^^



🍂🍂🍂🍂🍂

Aileen bangun dari tidur siangnya ketika merasakan adanya aktifitas didalam kamar, dia mengalihkan atensinya pada meja belajar Regan yang rupanya jaket beserta tas cowok itu sudah ada disana menandakan sudah pulang dari sekolah.

Aileen duduk termenung, mengumpulkan nyawanya dan menstabilkan pacu jantungnya sehabis tidur. Perempuan itu menoleh ketika pintu kamar mandi dibuka menampilkan Regan yang tengah berdiri mematung, Aileen segera menutup matanya dengan wajah memerah malu. Regan tiba-tiba keluar dengan kondisi tubuh basah yang hanya terlilit handuk putih dibagian pinggang sampai lututnya.

Laki-laki itu segera mengambil pakaiannya didalam lemari dan memakainya cepat, bodoh sekali dirinya bisa melupakan Aileen yang ada didalam kamarnya, karena sudah kepalang malu ya tunjukkan saja sikap aslinya yang tidak tahu malu. Selesai berpakaian dia melirik Aileen yang masih menutup wajahnya erat-erat, bahkan dia bisa melihat permukaan kulit wajah, leher serta telinga Aileen yang memerah.

"Buka mata lo Ai, napas. Gue udah selesai," ucap Regan seraya menarik tangan Aileen yang menutupi wajah.

"Ck, gue udah pake baju." ulang Regan ketika mata Aileen tetap tertutup rapat.

Aileen mendorong Regan, "Jangan dekat-dekat, Regan. Aku lagi malu..." cicit Aileen pelan seraya memalingkan wajah.

"Sejak kapan malu bilang-bilang?" batin Regan heran.

"Yaudah iya, gue mau turun lo mandi gih. Keluarga gue bentar lagi dateng, nanti gue panggil." ujar Regan sebelum pergi.

Begitu pintu ditutup Aileen memegangi jantungnya, sebenarnya dia tidak hanya merasa malu namun juga takut. Kejadian beberapa bulan lalu tiba-tiba terbayang di benaknya, tentang Regan yang tiba-tiba datang menyeretnya dan melakukan hal itu padanya, seketika tubuhnya bergetar.

"Lupakan Ai, lupakan. Regan bukan orang jahat..." monolognya meyakinkan diri sendiri, dia tidak perlu merasa trauma dengan hal itu.

Karena tidak mau berlama-lama terjebak dengan pikiran negatifnya Aileen segera bangkit, gadis itu masuk kedalam kamar mandi untuk segera membersihkan tubuh. Aileen berdiri di depan cermin dengan posisi menyamping, memperhatikan perut buncitnya dari samping sudah seberapa besar.

Aileen tersenyum lembut, "Cepet banget gedenya, nak. Sehat terus ya..." ucapnya seraya mengelus perut buncit polosnya yang terpampang jelas.

🍂🍂🍂🍂

Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, tepatnya di sebuah rumah megah yang dulunya menjadi tempat penyiksaan untuk Aileen, seorang laki-laki yang baru menginjak usia dewasa itu duduk diatas kasur yang dulunya ditempati Aileen, mengedarkan kepalanya keseluruh ruangan sempit tempat Aileen mengistirahatkan tubuhnya.

Hanya ada kasur single, sebuah meja belajar dan kursi, serta lemari pakaian usang. Ada sebuah kamar mandi namun begitu sempit, bahkan jika dibandingkan oleh toilet umum makan akan lebih unggul toilet umum dibanding kamar mandi Aileen yang begitu kecil. Alfaro menghela napasnya, laki-laki itu memandang foto Aileen saat berusia dua tahun yang terpajang diatas meja belajar gadis itu.

Disana Aileen tengah dia peluk, Alfaro masih ingat betul kejadian itu. Dimana Aileen yang meminta disuapi makan olehnya yang baru saja akan duduk di kursi taman kanak-kanak, Alfaro tidak tahu permasalahan apa yang telah diciptakan Aileen sehingga keluarganya mulai mengasingkan bayi mungil itu, pada saat itu dia tidak mengerti ketika mamanya mewanti-wanti agar Alfaro menjauh dari Aileen.

AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang