24. AILEEN & REGAN

291K 29.6K 5K
                                    

Big thanks 5k views reders, pliss gatau lagi mau bilang apa setiap hari naik 1k makasihhhh😢😢

Ayo lajui votenya, sampaiin 1k, kalah jauh sama views dong. Yang nambahin ke redinglist aku lihat jelas tapi mana votenya😢 aku nungguin ini lohh.

Okelah selamat membaca dan komen sebanyak-banyaknya❤❤


🍂🍂🍂🍂



Aileen terbangun, tidurnya terusik ketika merasakan adanya pergerakan seseorang dari atas kasur. Mata Aileen terbuka dan pandangannya terkunci dengan tatapan mata Regan, Aileen mengerjap pelan masih belum sadar dengan apa yang dia lihat. Tapi begitu tersadar, perempuan berperut buncit itu bangun dari posisi terlentangnya dan duduk menghadap Regan.

"Kamu udah pulang? Mau di bikinin apa?" tanya Aileen lembut.

Regan mengangguk, "Gak usah, ayo tidur aja udah malam." tolak Regan sehalus mungkin.

Aileen mengangguk, dia tak mau membantah, meskipun hatinya ingin sekali membuatkan Regan susu hangat atau teh hangat untuk merelakskan tubuh lelah Regan. Masalahnya Regan mandi tengah malam pun baru saja pulang dari luar yang bisa dipastikan udara terasa dingin.

"Keadaan kak Aurel gimana, Regan?" tanya Aileen, perempuan itu mengubah posisinya menjadi tidur menyamping, menghadap Regan.

"Kondisinya sama, lo pasti tau 'kan," jawab Regan, tampak sedih.

Aileen tersenyum pedih, hatinya sangat sedih karena tubuhnya tidak lagi bisa diajak untuk menolong Aurel seperti dahulu lagi. "Jangan sedih ya, kita berdoa demi kesembuhan kak Aurel. Sayang banget tubuh aku gak bisa buat penyokong kaya dulu lagi, mungkin kalau aku gak hamil-" ucap Aileen seraya menepuk lengan Regan beberapa kali.

"Lo menyesal ngandung anak gue?" sela Regan merasa tersentil.

Aileen menggeleng, "Bukan Regan," Aileen mengusap perutnya sayang. "Umur aku tahun ini sudah cukup buat bisa melakukan donor, mama dan papa pernah ngomong ke kak Alfaro kalau aku udah cukup umur, jantung dan hati aku harus segera di donorkan ke kak Aurel." jelas Aileen.

Regan membelalak, "M-maksudnya, l-lo bakal?"

Aileen mengangguk, senyum manis masih dia pertahankan di wajahnya. "Iya, jangan kasihan sama aku. Aku gak suka di kasihanin." katanya.

Regan benar-benar tidak habis pikir dengan Aileen, bahkan ketika nyawanya tengah dipertaruhkan saja bibir perempuan di depannya ini tetap bisa membentuk senyum manis.

"Kenapa disaat nyawa lo dipertaruhkan, lo masih bisa santai Ai?" tanya Regan spontan.

"Sudah takdirnya Regan, mau bagaimana pun hidupku, seberapa besar aku berusaha nyatanya mereka memang gak menginginkan aku. Jadi buat apa menentang, lebih baik aku serahkan saja semuanya pada mereka, toh itu semua demi saudari kembarku sendiri." jawab Aileen panjang lebar.

Regan memejamkan mata, tiba-tiba saja benaknya berkeliaran kemana-mana. Membayangkan hal yang seharusnya tidak dia bayangkan, menghadirkan rasa gelisah dan tak nyaman dalam dadanya. Tanpa babibu laki-laki yang berstatus sebagai suami Aileen itu menarik lengan istrinya, mendekapnya dalam kehangatan.

Regan tidak tahu, dia hanya melakukan apa yang ingin dia lakukan, seperti saat ini dia ingin memeluk Aileen dan membuat hati perempuan itu sedikit tenang, dan mungkin bahagia.

Bahagia apanya, konyol!

Regan mengeratkan dekapannya sehingga perut Aileen menempel sempurna pada perutnya, "Gue akan berusaha buat bikin lo bahagia, gue sayang sama lo." bisik Regan pelan.

AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang