Selamat pagi sayang-sayangku, aku nulis ini sambil kedinginan nih, gak ada yg mau peluk jauh?
Happy reading bby😚🦋
🍂🍂🍂
08.23
Aileen terbangun dan mengucek matanya, dia terkejut karena berada di tempat asing dan ini bukan kamarnya, perlahan dia merasakan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Saat dia hendak menyibak selimut ingatan kemarin malam terasa menghantam keras kepalanya.
Gadis itu memejamkan mata, air matanya kembali turun. Harapannya semua itu hanya mimpi ternyata sia-sia, tubuh polosnya dan lelaki yang tertidur di sebelahnya adalah tamparan keras dan bukti bahwa hal yang dialaminya kemarin adalah kenyataan, kenyataan terpahit dalam hidupnya.
Regan, laki-laki itu merasa terusik dalam tidurnya ketika mendengar suara seseorang sedang terisak, kepalanya pening efek mabuknya kemarin malam. Regan membuka matanya perlahan, kemudian dia membukanya semakin lebar ketika menangkap seorang gadis tengah menangis di sebelahnya dengan tubuh terbalut selimut.
Gadis itu menekuk lututnya dan menenggelamkan kepalanya diantara tekukan lutut dan tangan, menangis disana dengan mulut di bekap agar tidak mengeluarkan suara lebih keras. Regan panik dan dia langsung bangkit dari tidurnya.
Laki-laki itu tidak bodoh mengartikan semua ini, apalagi ada bercak darah yang begitu jelas diatas seprai putih yang dia dan gadis itu tempati. Regan sungguh terkejut dan dia pikir semalam hanyalah sebuah mimpi yang memang kadang sering terjadi pada seorang laki-laki.
Suaranya gak asing, semoga bukan.
Regan yang panik pun segera menepuk bahu polos gadis itu, perlahan tangannya menyingkirkan helaian rambut lembut yang menutupi wajah si gadis. Aileen mendongak dengan wajah menyedihkan, dia menatap sakit kaarah Regan yang tertegun.
"Regan, hiks hiks...."
"A-Aileen? B-bilang sama gue, kalau semalam itu bukan lo. Ayo, bilang!"
Aileen hanya menggeleng, membuat pikiran Regan semakin kemana-mana. Laki-laki itu memutar tubuh Aileen agar menghadapnya, "Bilang kalau semalam adalah mimpi, bilang sama gue Ai, BILANG!" bentak Regan tanpa sengaja.
Aileen memejamkan mata, napasnya memburu. "IYA REGAN, IYA!! SEMALAM BUKAN MIMPI, KAMU UDAH AMBIL MAHKOTA AKU REGAN, KAMU JAHAT!!!" seru Aileen tepat di depan wajah Regan.
Laki-laki itu terdiam, matanya melihat dengan jelas kearah leher dan sekitaran dada Aileen yang terdapat banyak sekali tanda merah disana. Regan menjambak rambutnya sendiri merasa bodoh dengan apa yang dia lakukan semalam, dia harusnya menghentikan semuanya, dia harusnya tidak mendengarkan bujuk rayu setan.
"Ceritain ke gue Ai..." ucap Regan pelan.
Bukan apa-apa, dia hanya ingin mendengar cerita Aileen langsung, apakah sama seperti apa yang dia kira mimpi. Aileen dengan sangat terpaksa menceritakannya, menahan rasa sakit di hatinya menceritakan detik-detik terpahit dalam hidupnya.
"AAARRGGGHHH SIALAN!!! BODOH, REGAN BODOH!!" teriak Regan mengumpati dirinya sendiri bahkan laki-laki itu menjambaki rambutnya secara kasar.
Laki-laki itu menatap Aileen kasihan, dia menyesal telah merusak gadis baik-baik seperti Aileen. Regan mendekati Aileen dan segera menangkup pipi penuh air mata si gadis, Regan menyesal, menyesal telah menghancurkan masa depan gadis di depannya. Mulai sekarang dia akan mendeklarasikan diri sebagai bajingan yang sesungguhnya, seorang bajingan yang telah merenggut kesucian gadis baik-baik seperti Aileen.
"Maafin gue Ai, maafin gue. Gue udah keterlaluan sama lo, dan gue gak bisa di ampuni. Tampar gue Ai, pukul gue atau lo mau bunuh gu-"
"Regan, setop!! Hiks, semua udah terjadi, udah..." sela Aileen dengan suara serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...