Holaaaa warga oren semua😀
Nungguin nggak?Py read, para polower dan readers aktip, hati gua kaga iklas ngasi cerita buat dibaca doang tanpa ngasi suara, kalau bilang 'Yaelah kalau gaboleh dibaca gitu gausah bikin cerita' oke gue bales 'Yaelah gak voment aje banyak gaya macam fisika, pegi ko sana!'
Baper skip😋
🍂🍂🍂🍂
Dua bulan kemudian~
Kini kandungan Aileen sudah mencapai enam bulan dan beberapa minggu lagi akan memasuki bulan ketujuh, Regan jadi semakin was-was ketika meninggalkan Aileen sendirian di rumah karena dia masih harus sekolah. Sebenarnya ketakutan Regan bukan soal anaknya yang tiba-tiba keluar mendadak, tapi mengenai teror-teror yang di dapatkannya.
Kadang Regan harus bolak-balik apartemen- sekolah saat istirahat hanya demi mengecek kondisi Aileen. Atau kadang digantikan oleh Ares, Rama, Juan, Ragil maupun Abi tergantung kesibukan masing-masing. Setiap paginya Regan akan terus memberikan pesan pada Aileen untuk tidak membuka pintu jika ada yang memencet bell, kecuali jika Regan maupun para sahabatnya mengirimkan pesan.
"Ingat pesan gue, jangan bukain pintu buat siapa-siapa kecuali temen-temen atau keluarga." ujarnya mengingatkan, sembari mengeratkan ikat pinggangnya.
"Iya," balas Aileen mulai bosan.
Sebenarnya wanita muda itu sedikit merasa janggal dengan sikap Regan yang terlampau protektif akhir-akhir ini, dia merasa terkurung di dalam apartemen ini tanpa boleh keluar selangkah pun.
"Regan," panggil Aileen, "Hmm?" balas Regan bergumam.
"Aku bosen," adunya jujur, "Beneran gak boleh keluar? Ke bawah pun?" tanya Aileen lagi penuh harap.
Regan tersenyum tipis, sedikit merasa bersalah karena dia sudah mengurung Aileen di dalam apartemenmya sejak bulan lalu, lihat saja betapa putihnya kulit Ailen karena jarang terkena sinar matahari, kalaupun ingin merasakan mentari pagi perempuan itu hanya bisa menikmatinya di balkon.
"Gak boleh, kalau mau keluar nanti sama gue." pungkas Regan.
Aileen menghembuskan napasnya, dia hanya mengangguk menuruti perkataan Regan. Meski dirinya dan Regan sudah lebih dekat tapi tak menampik rasa takutnya pada laki-laki itu, beberapa kali dia pernah mendapati Regan yang menampilkan wajah datar dan tatapan tajamnya setelah menerima telfon atau beberapa pesan yang entah darimana.
"Gue berangkat, hati-hati di rumah. Nanti pulang mau dibawain apa?" tanya Regan sebelum pergi.
"Batagornya bu Tatik aja ya seporsi, boleh?" jawab Aileen, sedikit ragu mengatakannya.
Regan berpikir sebentar kemudian mengangguk, "Boleh. Yaudah gue berangkat, jangan kemana-mana, ingat!"
Aileen mengangguk, kemudian menutup pintu ketika Regan sudah benar-benar tidak nampak. Perempuan itu mulai membereskan beberapa barang yang belum disimpun, dia tersenyum senang ketika mengingat perlakuan Regan selama ini, lelaki itu benar-benar menjaganya dan tidak membiarkannya melakukan perkerjaan berat.
Drrt!!
Regan
Minum susu jangan lupa, titip salam juga ke baby tadi belum nyapa.
Aileen tersenyum membacanya, kemudian mengelus perutnya. "Ayah kamu titip salam nak," ucapnya senang.
Me
Iya, udah di salamin.
Read✅✅
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...