Pagi warga oren😌😌
Gimana, gimana? Kemaren ada yg nungguin Aileen nggak? Ohh apa nungguin Regan?Makin kesini makin ngeselin apa makin aneh menurut kalian?
Udah ah, silahkan baca.
🍂🍂🍂🍂🍂
Perlahan tangan-tangan putih nan halus itu mulai bergerak mengobati wajah Regan yang dipenuhi lebam, Aileen sesekali menuangkan alkohol untuk membersihkan luka Regan yang hampir mengering karena telat di obati, beberapa kali Regan meringis merasakan perih di lukanya dan secara refleks Aileen pun meniup-niup kecil area yang terluka, dengan otomatis wajah keduanya akan semakin dekat.
Regan terdiam, laki-laki itu hanya sibuk meneliti wajah Aileen secara mendetail. Bahkan saking dekatnya dia bisa menghitung ada berapa tahi lalat di wajah Aileen. Regan sedikit terpana dengan wajah Aileen yang rupanya sangat cantik. Regan sedikit menyayangkan kenapa Aileen menutupi kecantikannya dengan kaca mata tebal saat di sekolah, bahkan rambut gadis itu hanya akan selalu di kepang dua.
"Sudah selesai Regan," Aileen memberitahu, gadis itu mendongak guna melihat Regan yang sejak tadi terdiam.
"Regan?" laki-laki itu mengedipkan matanya terkejut, saking asyiknya bergerumul dengan benaknya sendiri membuat dia tidak sadar, jika orang yang dia pikirkan sudah tidak berada tepat di hadapannya.
"Kamu kenapa?" tanya Aileen heran.
"Nggak, gue pergi dulu." jawab Regan cepat dan berlalu pergi.
Aileen hanya mengangguk kemudian melanjutkan kegiatannya memberesi kotak P3K yang sehabis digunakan, di sela-sela kegiatannya Aileen tidak menyadari jika seseorang sudah masuk kedalam kamar yang dia tempati, menatap dirinya dengan senyum tulus.
"Aileen?" Aileen menoleh, begitu melihat siapa yang memanggilnya dia langsung menegang.
"I-iya tante, ada yang bi-bisa Ai bantu?" tanyanya gugup, bahkan kedua tangannya sudah saling meremas satu sama lain.
Dania tersenyum sedih, rupanya Aileen benar-benar takut dengannya. Perlahan dia mendekat guna mengambil hati calon ibu di depannya, wanita itu perlahan mengambil tangan Aileen dan menggenggamnya lembut, Aileen menurut, tidak berani menolak.
"Kamu masih takut sama Bunda?" Aileen mengangguk ragu, sudah jelas jika dia tidak bisa berbohong.
"Jangan takut, maafin bunda ya karena kemarin sudah bicara kasar sama kamu. Bunda terlalu terkejut dan gak percaya kalau kamu hamil karena ulah bejat anak bunda," wanita paruh baya itu mengelus rambut Aileen lembut.
"Ai udah maafin tante, kok." cicit Aileen pelan.
"Kalau udah dimaafin tatap bunda sini, panggil bunda jangan panggil tante. Sekarang bunda adalah bunda kamu juga,"
Aileen perlahan mengangkat wajahnya menatap Dania, dan detik itu juga tatapan Dania terkunci dengan tatapan polos mata Aileen, mata yang jernih seperti milik bayi membuat hati Dania terenyuh. Wanita itu memeluk Aileen, dia tidak bisa membayangkan bagaimana bisa keluarga Pramana memperlakukan putri mereka seperti tadi pagi, jujur jika dia berada di posisi Aileen yang selama 17 tahun hidupnya menderita, mungkin dia lebih memilih untuk mengakhiri hidup daripada terus disiksa.
"B-bunda?" panggil Aileen ragu, Dania bergumam pelan.
"Jangan erat-erat, perut Aileen ke-tekan..."
Spontan wanita itu melepaskan pelukannya dan menjauhkan tubuh Aileen dari tubuhnya, rupanya calon oma itu lupa jika yang dia peluk ini adalah calon menantu yang sedang mengandung janin dari putranya, bahkan wanita itu lupa tujuannya menemui Aileen.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...