Happy Reading sayang🐼🐼🐼
➿➿➿➿
"Dokter pasien pendarahan!!"
Deg!
Regan mematung, dia tidak bodoh untuk tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Begitu pintu hendak ditutup Regan menerjang pintu tersebut dan masuk, mengabaikan para suster yang mencegahnya. Dia langsung menggenggam tangan Aileen erat, sangat takut jika apa yang ada dalam pikirkannya terjadi.
"Operasi ya?" bujuk Regan.
Aileen menggeleng lemah, "A-aku mau normal sshh.." jawab Aileen mendesis lemah.
"Maaf ibu, jika ibu ingin melahirkan secara normal maka itu akan sangat beresiko untuk anda, benar kata suami anda, lebih baik disesar saja." timpal dokter wanita itu.
Aileen memejamkan matanya, "Regan, aku mau normal aja. Aku mau merasakan apa itu melahirkan, aku mau nikmatin rasa sakitnya, aku ma-"
"Bahaya sayang bahaya... Aku gak mau kamu kenapa-kenapa..." sela Regan frustasi, lelaki itu bahkan sampai menitikan air mata ketika mengucapkannya.
"Percaya sama aku, aku gak akan kenapa-kenapa. Kan kita udah janji buat terus sama-sama, doain aku ya."
Senyuman Aileen, senyuman yang mampu meluluhkan Regan. Bagaimana bisa dirinya menolak ketika melihat senyuman Aileen yang begitu manis, melihat binar matanya penuh harap membuat Regan semakin bingung, dia tidak ingin Aileen dan anaknya kenapa-kenapa tapi dia juga tidak bisa menolak permintaan Aileen begitu saja.
"Aku gak mau kamu kenapa-kenapa," bisik Regan pelan berharap Aileen mengerti, sangat pelan sehingga hanya Aileen sendiri yang mendengarnya.
Aileen membalas genggaman Regan tak kalah kuat, "Aku kuat, kamu percaya?" Regan mengangguk ragu.
"Tapi aku bakal marah sama kamu kalau kamu ingkar janji, aku gak akan maafin kamu. Tetap sama aku, aku gak mau tau." ucap Regan final.
Aileen hanya tersenyum menanggapi, menarik napasnya sendiri merasakan sakit di perutnya yang amat dahsyat, dia akan berusaha kuat untuk anaknya, untuk Regan dan untuk mertuanya. Aileen hanya diam sembari terus berdoa dalam hati memohon kekuatan pada Tuhan, tersenyum tipis melihat raut wajah serius Regan yang tengah berbicara pada dokter.
Sesekali Regan menatap kearah Aileen, kemudian mengangguk kepada Dokter. "Lakukan yang terbaik dok, bantu istri saya." ucapnya sedikit bimbang.
Regan mengelus punggung tangan Aileen yang sudah dipenuhi dengan berbagai selang infus dari obat penguat, vitamin dan beberapa obat penunjang lainnya. Regan keluar dari ruangan untuk menemui Alfaro, lagipula pembukaan Aileen belum lengkap dan inilah yang membuat Regan khawatir, seharusnya Aileen sudah di operasi karena mengalami pendarahan, meskipun ringan tetap saja itu sangat berbahaya.
"Bagaimana kondisi Aileen?" tanya Alfaro dengan wajah khawatir.
"Dia mengalami pendarahan bang, tapi dia gak mau di operasi. Gue takut mereka kenapa-kenapa." ujar Regan dengan nada frustasi.
Wajah lelaki itu tampak kacau, hatinya masih tidak tenang dan dia pun belum puas menghajar Rian sebenarnya. Ditengah keterlamunanya Alfaro menepuk punggungnya, "Istrimu wanita hebat, kita hanya perlu berdoa demi keselamatannya." ujar Alfaro.
Regan mengangguk, kemudian bangkit hendak kembali menemani Aileen, mungkin beberapa menit kedepan pembukaannya lengkap dan wanita itu bisa segera melakukan persalinan. Demi apapun ini adalah menit-menit menegangkan untuk Regan, selama hidupnya dia tidak pernah merasakan perasaan tidak nyaman seperti ini, dia senang anaknya akan lahir tapi dia juga sedih ketika mengingat kondisi istrinya yang jauh dari kata stabil.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...