Selamat pagi warga oren🌸
Komenin tiap paragrafnya ya, jangan cuman 1 orang yg jalan, tapi semua ogheey😊 kalau bisa akan ada part baru yang muncul di notif kalian, follow dulu makanya.🍂🍂🍂🍂🍂
Takut, gugup dan khawatir, setidaknya itulah yang dirasakan oleh Aileen saat ini. Perempuan itu berdiri didepan pintu rumah besar sambil meremat dresnya, sedikit tersentak ketika merasakan adanya usapan dibahu kanannya, Aileen menarik napas pelan.
"Aku takut, Regan." ungkapnya jujur.
Regan tahu perasaan Aileen, maka dari itu dia memutuskan untuk masuk terlebih dahulu kedalam kediaman Pramana, ayah kandung dari perempuan yang ada di sampingnya dan ayah yang sama pula dengan ayah kekasihnya.
"Bunda temenin Aileen, ya? Ayah masuk sama Regan." Dania mengangguk, wanita itu menarik tangan Aileen agar duduk di kursi teras.
Aileen dan Dania hanya diam, bukan tanpa alasan keduanya membisu. Aileen yang memang akan selalu gugup dan takut jika berhadapan dengan Dania, lalu Dania sendiri memang belum meminta maaf pada Aileen atas ucapannya tempo hari, wanita itu tahu ucapan dan tindakannya pasti melukai hati Aileen, namun untuk meminta maaf rasanya dia belum punya nyali.
"Kita tunggu disini, kalau terjadi sesuatu baru kita masuk." Aileen mengangguk patuh, dia duduk diam disebelah ibunda Regan.
Sedangkan didalam, Regan berusaha mengatur degup jantungnya dan mempertahankan mimik wajahnya agar tidak ada yang menyadari kegelisahannya. Pramana duduk dengan santai dengan Nisa yang juga ada disebelahnya, di ruang tamu ini hanya ada orang-orang tua karena pembahasan ini memang bagian orang tua, tidak ada remaja kecuali Regan dan Aurel.
Gadis itu tersenyum menatap Regan, jantungnya berdebar saat matanya mampu mengunci tatapan Regan. Namun berbeda dengan Regan yang merasakan sesak didadanya, rasanya dia tidak rela untuk melepas Aurel begitu saja ketika mengingat perjuangannya mendapatkan gadis itu.
"Baiklah nak Regan, hal penting apa yang ingin kamu katakan pada kami?" tanya kakek Haedar ramah.
Sebelum datang kemari Regan memang sudah mengabari tuan rumah, jika dia dan keluarganya akan datang guna menyampaikan hal penting. Regan kini menatap Ayahnya yang juga menatapnya dengan senyum tipis dan anggukan kecil, mempertahankan wibawanya.
"Maaf sebelumnya jika saya lancang," remaja laki-laki itu menjeda bicaranya sebentar. "Sebenarnya kedatangan saya kemari, yaitu untuk menyampaikan niat saya yang ingin meminang putri dari rumah ini."
Kakek Haedar tertawa, begitupun dengan nenek Wilma serta kedua orang tua Aurel. Mereka mengejek Aurel yang tengah tersipu malu dengan pipi memerah, Regan menatap Aurel sendu, rupanya keluarga ini salah mengartikan jika lamaran ini ditujukan pada Aurel, padahal kenyataan yang sebenarnya lamaran ini untuk Aileen.
"Maaf tapi kalian salah paham," celetuk Rajendra datar.
"Maksudnya?" pria bernama Pram itu mengernyit atas ucapan ayah Regan.
"Maksudnya bagaimana, nak Regan?" tanya Nisa lembut, wanita itu menampilkan senyum manisnya.
Regan menelan ludah kasar, tenggorokannya terasa kering dan lidahnya kelu hanya untuk sekedar menjawab, "Maksud saya, saya ingin melamar Aileen, bukan Aurel."
Deg!!
Aurel mematung, gadis itu berharap dia hanya salah dengar dan masih menatap Regan dengan tatapan meminta penjelasan, semua terdiam dan beberapa detik berikutnya mereka tertawa, Regan yang sudah siap mendapat bogem mentah dari ayah dan juga kakak Aurel kini malah memgernyit heran, tak jauh berbeda dengan Rajendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...