Eheheh aku hampir lupa update hiks, keasyikan nonton wkwkwk.
Semoga kalian semua sika sama part ini, aminnn❤Happy reading💋
🍂🍂🍂
Di kantin Rumah Sakit~
Aileen duduk di salah satu kursi kantin, gadis itu membeli air mineral sebab badannya yang terlalu lemas kekurangan cairan, darahnya baru saja disedot sebanyak dua kantung untuk di transfer ketubuh saudari kembarnya. Aileen duduk dengan tenang menahan diri agar tidak pingsan, wajahnya memucat dengan mata semakin sayu.
Gadis itu membuang nafasnya pelan mencoba kuat, entah kenapa hanya untuk berdiri saja kakinya terasa tidak mampu, badannya seolah memberat dan kakinya melemas, kepalanya sakit dan pangkal hidungnya berdenyut nyeri.
Menyiksa.
"Astaga, sakit banget..." lirih Aileen sembari menenggelamkan wajahnya di tekukan kedua tangannya.
Gadis itu merenung, memejamkan mata seraya berfikir bagaimana kedepannya nanti, dia tidak di harapkan, dia tidak diinginkan dan dia dibuang. Dia di tahan untuk hidup hanya karena Aurel yang membutuhkannya. Singkatnya hidupnya hanyalah untuk Aurel, dia seperti robot yang dikendalikan semaunya.
Cit!
Mata yang tadinya hendak tertutup kembali terbuka, rasa kantuk yang menghampirinya seolah hilang tanpa jejak berganti dengan rasa terkejut. Aileen mendongak menatap seseorang yang rupanya adalah Regan. Regan sendiri duduk dengan santai dimeja yang sama dengan Aileen, cowok itu menatap wajah pucat kaku Aileen dengan iba.
"Lo ngapain disini, Ai?" tanya Regan, kali ini dengan nada biasa.
Aileen bingung harus menjawab apa, "A-aku main."
Bodoh! Bukan, bukan Aileen yang bodoh namun jawaban yang dilontarkan oleh gadis itulah yang bodoh, jika dilihat dari segi manapun tidak ada sejarahnya seseorang bermain-main ke rumah sakit. Di rumah sakit hanya penuh dengan obat, bangsal, jarum dan peralatan bedah, orang-orang tidak akan tertarik.
"Lo ngigo?"
"Nggak kok, a-aku-"
"Gausah bohong, muka lo pucet, lengan lo diperban, gue tau lo habis donor darah 'kan?" tebak Regan seratus persen akurat.
Aileen terpaksa mengangguk, dia kembali meminum air mineralnya dan lekas menelan obat tambah darah yang diberikan oleh dokter.
"Ada orang kecelakaan, dia butuh darah aku, Regan." dusta Aileen.
Regan mengangguk percaya, tidak ada alasan untuk menaruh curiga pada Aileen. Selama tiga tahun sekolah di Rajawali dan selama itu pula dia mengenal Aileen, gadis itu tidak banyak tingkah dan pendiam, gadis itu juga sangat jujur dan disiplin. Tak ada alasan untuk dia menaruh curiga pada si polos satu itu.
"Kamu sendiri ngapain disini, Regan?" tanya Aileen basa-basi.
Regan yang tadinya biasa saja kini menampakkan wajah sendunya, namun tidak terlalu kentara. "Pacar gue masuk rumah sakit, lo tau Aurel 'kan?"
Aileen mengangguk, gadis itu pura-pura terkejut. "Aurel sakit apa? Dan dari kapan dia dirawat?"
"Sejak kemaren malam, oh iya rumah lo dim-"
Ting*
"Ck, gue duluan. Bunda gue udah sampai depan." pamit Regan, Aileen menjawab dengan anggukan dan senyum tipis.
Gadis itu menghela napas lega, dia berterima kasih kepada ibunda Regan yang tiba-tiba mengirim pesan. Mungkin jika tidak ada pesan masuk Regan akan kembali bertanya tentang dirinya, kejadian seperti ini adalah hal yang paling di takutkan oleh Aileen, dia tidak bisa berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...