2. AILEEN & REGAN

293K 32.4K 4.5K
                                    

Aku datang, semoga suka sama part kali ini.

Happy Reading syg❤💋

🍂🍂🍂

Brak!

Pintu kamar Aileen dibuka dengan kasar, disana tampak seorang wanita tua dengan sanggul dikepalanya. Wanita itu menatap tajam sang cucu yang sedang tertidur akibat kelelahan sepulang sekolah. Dengan rasa tidak berperikemanusiaan wanita itu menyiram Aileen dengan air dingin dari kulkas.

"Astaga, banjirr!!!" teriak Aileen terkejut.

Gadis itu lebih terkejut lagi dengan keberadaan wanita tua yang tak lain adalah neneknya sendiri. Dia segera bangkit dari kasurnya dan menunduk dihadapan neneknya.

"Bagus ya, enak-enakan tidur kayak tuan puteri. Cucian di dapur itu banyak, kerjain sana jangan jadi pemalas!" omelnya dengan alis menukik tajam.

"I-iya nek."

"Jangan iya-iya aja! Cepetan dikerjain. Mau jadi apa kamu kalau pemalas, udah pembawa sial, nyusahin, gak tahu diri pula." ucap neneknya sarkas.

Aileen menuruti perintah neneknya tanpa banyak bicara, gadis itu segera mengikat rambut panjangnya menjadi satu dan langsung bertempur dengan peralatan dapur yang kotor. Dari lantai atas Aurel hanya bisa memandang saudari kembarnya iba, dia ingin sekali bermain atau sekedar berbicara berdua dengan Aileen. Tapi dia tidak bisa karena kalau diluar pun bodyguard papanya selalu mengawasi.

"Sabar ya Ai, aku yakin suatu saat nanti kamu pasti dapat kebahagiaan kamu." lirih Aurel.

"Semoga Ai gak menyerah sebelum kebahagiaan itu datang. Tuhan, kuatkan dan jaga adikku."

Doa Aurel tulus.

Malam hari~

Aileen tengah berkutat dengan beberapa PR nya, gadis itu tidak kerja karena memang toko sedang di tutup beberapa hari kedepan. Di sela-sela kegiatan menghitungnya pintu kamar terbuka akibat gebrakan seseorang. Aileen sedikit iba dengan pintu kamarnya yang sering dibuka dan didobrak secara kasar, jika terus seperti itu lebih baik kamarnya tidak usah diberikan pintu.

"Heh, anak pembawa sial! Dipanggilin dari tadi juga, kamu budeg apa gimana?!" sungut seorang wanita yang usianya kisaran 35 tahun.

"Maaf tante, aku bener-bener gak sadar." cicit Aileen pelan.

"Turun sana, beresin meja makan. Awas kalau gak turun, siap-siap aja kamu!!" titah wanita itu tak mau dibantah.

Aileen mengangguk, dia membiarkan wanita bernama Dewi itu pergi lebih dulu, gadis itu menghapus air mata yang turun dari sebelah matanya dengan cepat, dia terlalu memakai perasaan tadi ketika menanggapi kalimat yang di ucapkan Dewi, tantenya.

"Kuat Ai, kuat. Kamu pasti bisa!" ujarnya menyemangati diri.

Aileen turun dengan langkah ringan seolah tak ada beban, dia melihat keluarga besarnya tengah bercengkrama di ruang keluarga. Bercanda dan tertawa lepas, tampak asyik dan sialnya dia iri. Aileen segera menggelengkan kepalanya dan melakukan tugasnya.

"Non Ai, udah makan belum?" tanya seseorang, rupanya salah seorang pembantu di rumah Aileen.

Aileen menggeleng dan tersenyum polos, "Ai lupa bik, keasyikan tadi."

"Bibik udah sisihkan makanan buat non Ai, bibik bawa kekamar bibik nanti non kesana, ya?" bisik bik Asih ditelinga Aileen.

Aileen terharu dengan perlakuan bik Asih, beliau begitu baik dan selalu perduli padanya. Dia segera mengangguk dengan semangat dan kembali pada pekerkjaannya, tanpa sadar seorang bodyguard menatap keduanya dengan senyum tipis.

AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang