Selamat pagi geng, hari ini aku bawa part baru yang semoga aja bisa bikin kalian seneng, jangan sedih-sedih ya, semoga suka aminnnn😚
Hepoy reding panpanku😋
🍂🍂🍂
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, satu bulan berlalu setelah kejadian di acara pesta ulang tahun Lisa, sampai sekarang tidak ada seorang pun yang tahu mengenai kejadian tersebut kecuali Aileen dan Regan sendiri.
Mungkin kalian berfikir jika Regan sangat keterlaluan karena tidak melakukan usaha apapun, mari tepis pemikiran kalian. Selama ini meski tidak muncul dihadapan Aileen laki-laki tersebut selalu mengawasi Aileen diam-diam, dia benar-benar khawatir jika Aileen hamil dan jika itu benar maka dia tidak tahu harus berbuat apa.
"Lo kenapa Gan, murung aja sebulan ini?" tanya Ares penasaran.
Juan menepuk bahu Regan, "Cerita aja, siapa tahu dengan lo cerita kita bisa bantu."
"Gak ada, gue cuman lagi gak mood." jawab Regan datar.
"Bisa aja ngeles nya si entong," cibir Abi.
Regan memutar bola mata malas, "Mending lo semua diam, gue males berantem."
"Iya-iya, santai aja kali." Ragil terkekeh, tangan laki-laki itu mulai memetik senar gitar, menciptakan bunyi yang indah dan selanjutnya mulai mengeluarkan suara emasnya.
Semua tatapan mengarah kepada Ragil, cowok itu bernyanyi dengan suara merdu membuat siapapun terhipnotis dengan suaranya, begitupun dengan Regan. Mendengarkan Ragil bernyanyi membuatnya sedikit tenang dan terhibur, namun ketenangan dan kekaguman itu tidak bertahan lama karena selanjutnya yang dilakukan Ragil adalah bernyanyi dengan suara freak nya.
"Sialan, didengerin baik-baik nge-freak dia." dengus Rama menutup telinga.
Regan memilih bangkit dan pergi, jika seperti ini dia hanya perlu pergi ke kelas Aurel guna menghibur diri. Mungkin bermanja dengan kekasihnya bisa menghibur hatinya yang dirundung kegelisahan tiada tara.
****
Aileen kembali merebahkan kepalanya di atas bantal, selimut dia tarik hingga batas leher. Tubuhnya tiba-tiba panas dan perutnya terasa kembung, Aileen takut asam lambungnya tiba-tiba naik dan dia memutuskan untuk tidak turun ke sekolah, dia akan beristirahat dirumah.
Semalam dia juga terus muntah-muntah, tubuhnya benar-benar terasa berat, lemas dan seperti ingin melayang-layang. Aileen mencoba mengusir rasa sakit dikepalanya dengan cara memejamkan mata, namun harapannya bisa tidur pupus sudah ketika di benaknya terbayang sesuatu, Aileen terduduk dengan jantung yang berdetak dua kali lebih cepat.
"Tenang Ai, semua gak seperti yang kamu bayangkan, tenang...." ucapnya lirih, dia mengusir bayangan buruk tentang dirinya sendiri.
Sudah tidak asing lagi dengan kebiasaan Aileen yang selalu takut dengan apa yang tengah dia bayangkan. Namun ketenangan yang dia upayakan sepertinya berhianat, mata Aileen bergerak gelisah ketika melihat kalender yang ada di nakas, dia melihat tanggal menstruasinya yang sudah terlewat selama seminggu.
Aileen tidak bodoh untuk tidak mengingat tanda-tanda kehamilan, dia juga pernah menghadapi pelajaran biologi tentang hal ini, kan.
"Tuhan, kumohon jangan..."
Aileen tidak bisa diam saja, gadis itu segera bangkit dan bersiap untuk pergi keluar. Meski dengan langkah agak terhuyung-huyung gadis itu tetap melangkah kekamar mandi untuk mencuci mukanya, hanya mencuci muka karena tadi dia sudah mandi menggunakan air hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]
Teen Fiction#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit Agustus 2021 #1 in getaran Agustus 2021 #2 in romance Agustus 2021 #2 in getaran Agustus 2021 #2 in...