20. AILEEN & REGAN.

306K 30.8K 2.5K
                                    

Selamat pagi menjelang siang, aku update seperti biasoyy heheheh, jangan lupa selipkan komenan valid no debat!!

Gamau update kalau gada komen, fiks ini ambekan.

Semoga suka, aminnn❤






🍂🍂🍂🍂

Seperti biasa, Aileen akan bangun dipagi hari dan mulai mengerjakan pekerjaan rumah. Meskipun sudah berkali-kali dilarang tapi Aileen tetaplah Aileen, perempuan itu akan merasa tidak enak jika tidak melakukan apapun, semua itu karena kebiasaannya sehari-hari, yang jika tidak dilakukan maka harinya terasa kurang memuaskan.

"Ngapain kamu didapur?!"

Pyar!

Aileen terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan gelas berisi susu ibu hamilnya. Dia terlalu terkejut dengan sentakan ketus dari arah belakang yang amat tiba-tiba.

"Astagaaaa!!! Megang gelas saja tidak becus, bagaimana kamu bisa merawat cucu saya huh! Dimana-mana Aurel memang yang terbaik, menyesal saya tidak menjodohkan mereka berdua sejak awal!" omel oma Rumi, tersirat kata-kata pujian yang membanggakan Aurel.

Tak sadar jika perempuan didepannya juga memiliki darah dan keluarga yang sama dengan Aurel. Bahkan nyawa gadis didepannya ini juga nyawa Aurel yang dititipkan dalam tubuh yang sering di siksa dan dihina itu.

"M-maaf oma, saya tidak seng-"

"Siapa yang nyuruh kamu manggil saya oma, ingat! Kamu bukan siapa-siapa!" ujar oma Rumi tajam kemudian pergi.

Aileen menggeleng, menghela napas pelan lalu berjongkok untuk membersihkan pecahan gelas yang tadi dia jatuhkan, menatap sayang pada cairan berwarna putih yang bercecer dilantai, padahal dia baru saja meneguknya beberapa kali.

"Astaga Aileen, kamu ngapain sayang?" Aileen kembali terkejut karena kedatangan Dania yang amat tiba-tiba, sehingga tanpa sadar telunjuknya tergores beling.

Awhsss!!

"Astaga!! Aileen kamu gapapa, nak?" histeris bunda Dania ketika melihat darah yang menetes lumayan deras dari jari Aileen.

"Eh, gapapa bunda, ini bisa berhenti sendiri." jawab Aileen, gadis itu menaeruh tangannya di wastafel dan menyiramnya dengan air.

Mendengar ada keributan, Rajendra segera mendatangi dapur, pria itu melihat apa yang terjadi namun rupanya dapur hanya terisi dengan dua sosok wanita berbeda usia, satu istrinya dan satu istri putranya.

"Ada apa bun?" tanya pria tersebut dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

Bunda menunjuk Aileen, "Jarinya kena pecahan beling yah, berdarah itu." adunya.

Sosok yang dipanggil Ayah itu mendekati Aileen dan memeriksa jari telunjuk yang masih mengeluarkan darah, "Diobati dulu nak, takut sukar berhenti. Ini masih pagi." saran ayah Endra.

Aileen mengangguk, kemudian pamit untuk pergi ke kamarnya mengobati luka yang sebenarnya tidak ada apa-apanya untuk Aileen. Luka itu hanyalah luka kecil, tidak sebesar luka yang diciptakan oleh keluarganya, luka fisik maupun batin.

Menyedihkan sekali.

Aileen duduk di sofa, dirinya memangku kotak P3K yang dia ambil dari lemari pakaian Regan paling bawah, bertepatan dengan kegiatannya meneteskan obat merah Regan keluar dari kamar mandi dengan keadaan sudah berseragam, meskipun dengan aksen acak-acakan. Kancing yang tidak dikaitkan menampilkan dada telanjangnya, ikat pinggang yang belum dieratkan, dan bahkan resleting yang belum dinaikkan sempurna.

AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang