8. AILEEN & REGAN

271K 28.3K 3K
                                    

Pagiiii semuaaa!!! Aku hari ini datang bawa part baru yang semoga aja kalian gak bosen heheh, penyiksaan mulu wkwkwk.

Happy Reading😚

🍂🍂🍂🍂

Mata sembab, hidung merah, wajah pucat dan badan lemas, sangat kacau. Yap, begitulah gambaran Aileen saat ini. Gadis itu duduk di pinggir jembatan mengamati langit senja yang harusnya manawan malah terasa sangat menyakitkan. Dia berfikir, jika nanti ada yang tahu kehamilannya dan siapa ayah janin dalam perutnya, apakah dia masih diberikan kesempatan melihat senja? Sepertinya Aileen tahu jawabannya.

Aileen menunduk, menyembunyikan air matanya. "Kenapa kamu harus hadir disaat yang tidak tepat?"

Aileen meremas cardigannya kuat, terbesit keinginan untuk menggugurkan kandungannya, tapi lagi-lagi Aileen tidak tega. Mungkin takdirnya dan janinnya sama, sama-sama tidak diharapkan namun Aileen masih beruntung memiliki keluarga lengkap, sedangkan janin dalam rahimnya hanya memiliki dirinya seorang.

"Maaf ya, aku sempat berfikir untuk menghilangkan kamu..."  lirihnya pelan mengusap perut datarnya.

Usia kandungan Aileen hampir menginjak empat minggu, kondisinya masih lemah dan untungnya Aileen tidak bekerja lagi. Dia dipecat karena sistem pengurangan tenaga kerja, lagi pun pekerjaannya hanyalah paruh waktu, mungkin saja jika bukan Aileen yang melamar toko kue tersebut tidak akan menerima karyawan paruh waktu.

"Kita pulang ya, kamu harus sandiwara nak. Jangan tunjukkan kehadiranmu sama mereka, demi kita berdua dan demi semuanya." ucap Aileen dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

Ketahuilah meski janinnya hadir dengan cara tidak biasa, tapi dia merasa jika janin tersebut berhak untuk disayangi, jika tidak dengan orang-orang maka dia harus menyayanginya. Aileen tahu dan paham betul bagaimana rasanya tidak di inginkan dan bagaimana rasanya dibiarkan hidup untuk hidup seseorang.

Aileen sendiri merasa ada setitik kebahagiaan diantara duka laranya, dia hanya berharap dengan hadirnya makhluk kecil dalam perutnya akan mengubah hidupnya menjadi lebih baik, dan juga terlepas dari rumah bak neraka jahan0am tersebut. Aileen akan berusaha pergi dari rumahnya sebelum perutnya membesar nanti, dia akan pergi agar semuanya tidak menjadi semakin rumit dan kacau.

"Hey Aileen, jangan sedih. Ambil positifnya, kamu akan menjadi ibu muda!" seru Aileen menyemangati diri sendiri.

Mulai sekarang Aileen memutuskan untuk tidak terlalu meratapi nasibnya, dia hanya akan pasrah kemana takdir akan membawanya. Toh kalaupun dia terus-terusan sedih tidak akan ada yang peduli, lalu bagaimana jika calon bayinya yang malah menanggung akibat dari kecerobohannya.

****

Hal pertama yang dilihat Regan ketika membuka pintu kamar adalah kekacauan, matanya langsung bisa menangkap sumber kekacauan dalam kamarnya, siapa lagi jika bukan keponakan kecilnya, anak dari kakak sepupu yang beberapa hari ini memang sedang menginap dirumahnya.

"Aduh cil, kalau gini caranya om yang bisa dimarahin sama oma."  gerutu Regan frustasi.

Cowok yang masih menggenakan seragam putih abu-abu itu membuang tasnya sembarang dan langsung menghampiri balita perempuan yang tengah asyik mengobrak-abrik tempat sampahnya. Regan menoel-noel pipi bayi perempuan itu kesal bercampur gemas, begitu bayi itu menoleh Regan langsung menunjukan senyuman manisnya.

"Gannnn!! O-om egannn!!" pekiknya girang.

Jika sudah seperti itu bisa dipastikan Regan batal marah, cowok tampan tersebut langsung menggendong bayi perempuan itu keluar dari kamarnya dan membawanya kedapur. Rupanya disana ada mamanya dan juga mama si bayi.

AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang