"AAAARRRGGGHHH" Ghea menjerit histeris didalam kamar mandi.
Hal ini membuat Draco langsung menghampirinya, mengetuk pintu kamar mandi yang ada dikamar pribadinya.
"Ghea kau tidak apa apa sayang?" Draco memanggil seraya mengetuk pintu kamar mandi ya.
Ghea membuka pintu kamar mandinya, menatap Draco dengan senyum yang merkah.
"Ghea datang bulan" Ghea berseru semangat, itu artinya dia tidak hamil.
Ada sedikit rasa kecewa didalam diri Draco, dia gagal membuat Ghea hamil dan sekarang dia tidak bisa bercinta dengan Ghea karena dia datang bulan.
Saking senangnya tidak jadi hamil, Ghea memeluk Draco mengalungkan tangannya pada leher Draco.
Draco gemas dengan tingkah Ghea yang selalu manja tapi dia suka, Draco mencium puncak kepala Ghea menghirup aroma strawberry segar dari rambut Ghea.
"ayo keluar, sebentar lagi dinner" ajak Draco melepaskan tangan Ghea yang mengalung dilehernya.
Draco dan Ghea pergi menuju Great Hall dengan tangan Draco yang tak tinggal diam menjamah tubuh Ghea.
Saat sampai di Great Hall, Draco memeluk pinggang Ghea posesif dan Ghea hanya pasrah diperhatikan banyak orang betapa posesifnya Draco.
"kau kenapa mate?" tanya Blaise saat Draco duduk didepannya bersama Ghea.
Bisa ditebak, wajah Draco tampak murung karena tidak bisa bercinta dengan Ghea malam ini sampai satu minggu kedepan.
"aku tau, pasti tidak dapat jatah harian" sela Theo bersemangat mengejek sahabatnya.
"diam Nott!" sentak Draco gusar.
"Draco kenapa?" Ghea bertanya bingung sebab sikap Draco berubah saat didepan orang banyak.
"aku tidak apa apa sayang" jawab Draco lembut.
"huhh lihatlah dengan pacarnya dia bisa lembut, tapi dengan kita?" kata Theo mendengus kesal.
"sudah lah bub jangan diejek terus, kasihan" Pansy memperingati Theo yang tak henti hentinya mengejek Draco.
"tapi bub, lihat lah wajahnya menyebalkan" timpal Theo.
--------------------
Guru PTIH mereka yang baru ini benar benar gila dan membuat kepala mereka pusing, dia menyuruh anak muridnya mengerjakan essai harus sampai tiga ratus kata dan dikumpulkan dua hari lagi.
"sial sial sial! bagaimana aku mengerjakan tugas ini?!" Theo mengacak kepalanya pusing, diotak Theo tidak ada apa apa selain make out dengan Pansy.
Blaise dan Draco menatap Theo datar, ya memang hanya Theo yang agak lambat berfikir diantara mereka bertiga.
Sedangkan Ghea, Pansy dan Daphne sedang mengerjakan essai mereka yang hampir selesai.
"tinggal berapa kata lagi Ghe, Pans?" tanya Daphne pada kedua sahabatnya.
"Ghea tinggal sepuluh kata lagi" jawab Ghea masih fokus pada perkamennya.
"sial! aku masih dua puluh lima lagi" kata Pansy memegangi kepalanya pusing.
Daphne terkekeh melihat ekspresi pusing Pansy memikirkan essai nya.
Draco mendekati Ghea dan merangkul pundak kekasihnya yang tengah asik dengan perkamennya.
"sayang lihat aku dulu" rengek Draco merasa dihiraukan oleh Ghea.
"sebentar Draco sedikit lagi selesai" balas Ghea.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Life || D.malfoy
FanfictionSejak kecil tinggal bersama seorang Draco Malfoy membuat Gheandra Wiltton merasakan kehangatan keluarga. Ghea yang tak pernah kenal dengan orang tuanya selalu mendapatkan kasih sayang dari orang tua baptisnya yaitu Lucius dan Narcissa Malfoy. Yang m...