OO1

7.3K 585 198
                                    

"Draco ayo bangun kita berangkat sebentar lagi" Ghea mengguncang guncang tubuh Draco yang masih terbaring diatas ranjang king size nya.

"oups" Ghea terjatuh diatas tubuh Draco karena sang pemilik kamar menariknya kedalam pelukannya.

Draco mencium pipi Ghea lembut, menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik Ghea.

"Draco ayo bangun ayah bilang kita berangkat sebentar lagi" Ghea merengek pelan pada Draco yang tak menggubrisnya.

"mau kemana?" tanya Draco masih mengerjapkan matanya mengantuk.

"Draco kita berangkat sekolah hari ini" jawab Ghea.

"kenapa kau semangat sekali? jangan bilang kau ingin bertemu Potter" balas Draco sinis. Draco tau betul kalau Ghea suka pada Harry.

"ehh tidak, Ghea tidak mau bertemu Harry, Ghea mau sekolah Draco, Ghea rindu Pansy"

"bukan Potter eh?" ledek Draco.

Pipi Ghea memerah, melihat ini hati Draco memanas mengetahui gadis-nya menyukai laki laki lain. Draco tidak suka Ghea disentuh oleh siapapun, Draco tidak suka Ghea memikirkan siapapun kecuali dia.

"berhenti memikirkan Potter atau aku tidak mau berteman denganmu" ancam Draco.

Seperti inilah jika Ghea tidak menuruti perintah Draco, dia akan marah, tidak bicara pada Ghea berhari hari, lebih parahnya lagi Draco mengancam akan mengakhiri hidupnya.

Menurut Ghea, yang dia punya saat ini hanya Draco, Lucius dan Narcissa, begitu tidak enaknya Ghea jika dia tinggal dengan mereka tapi Ghea tidak berhubungan baik dengan Draco.

"iya Ghea tidak memikirkan Harry, ayo cepat bangun" Ghea berusaha melepaskan diri dari pelukan Draco, namun gagal. Saat memasuki tahun ketiga ini, rasanya Draco jauh lebih besar darinya dan jauh lebih tinggi juga pastinya.

"Ghe kau sudah mendapatkan first kiss mu?" tanya Draco asal.

"belum" jawab Ghea polos.

"bagaimana kalau aku mengambilnya?"

Tiba tiba "emph..." Draco mengunci bibir Ghea dengan bibirnya, sungguh Ghea ingin memberontak sekarang tapi jika dia melakukannya, Draco pasti marah padanya.

Ghea tidak tau cara membalas ciuman, hal ini membuat Ghea diam seribu bahasa.

Draco terus menggigit bibir bawah Ghea yang terasa manis, laki laki ini membuat Ghea membuka mulutnya lebar, membiarkan lidah Draco masuk menjelajahi setiap inci mulutnya.

Sampai pada titik dimana Ghea kehabisan nafas, Draco menghentikan permainannya, membiarkan Ghea bernafas lega.

Ghea kesal dengan Draco, kenapa dia melakukan ini?

Lantas Ghea mencubit kecil dada polos Draco "Draco kenapa mesum?! Draco tidak boleh melakukan itu!" Ghea mengerucutkan bibirnya kesal.

"memangnya kenapa?" tanya Draco tanpa rasa bersalah.

"lepaskan Ghea!" perintah Ghea menggeram agar terlihat menyeramkan, tapi dimata Draco Ghea tetaplah imut.

Draco melepaskan lingkaran tangannya pada pinggang gadis kesayangannya, sungguh Draco tidak mau melihat Ghea menjadi milik orang lain. Hal ini membuat ide ide gila muncul difikirannya.

Ghea pergi keluar dari kamar Draco dengan hentakan kaki yang teramat keras, sangat menunjukkan kalau dia sedang kesal.

"Ghea kenapa?" tanya Narcissa lembut saat melihat Ghea keluar dari kamar Draco dengan raut yang kesal.

"Ghea kesal, kenapa Draco—" Ghea menghentikan kalimatnya, tidak mungkin jika ia bilang pada Narcissa kalau Draco menciumnya.

"Draco kenapa nak?" Narcissa bertanya lagi, merasa kalimat Ghea menggantung.

A Life || D.malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang