Sunyinya suasana dan penerangan yang temaram membuat siapapun yang berada disini akan merasa tenang dengan bacaannya. Yap perpustakaan, tempat yang jarang didatangi para murid kecuali terdesak.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, kini Ghea dan teman temannya akan dihadapi dengan ujian akhir semester dan mereka akan berada ditahun akhir setelah ini.
Ghea masih berusaha belajar sendiri tanpa meminta bantuan Draco, tapi itu mustahil. Semua materi yang dicatat Ghea itu dari Draco, dan tidak mungkin Ghea bisa mengerti begitu saja.
"aaarrghhhh" suara Ghea menggeram terdengar ditelinga Draco, wanita itu mengobrak abrik perkamen didepannya menjadi lusuh.
Ghea menatap Draco dengan tatapan putus asa nya. Draco sadar jika dia sedang ditatap, laki laki itu membalas tatapan Ghea seraya menaikkan satu alisnya.
Ghea mendecak kesal dengan tingkah pacarnya yang menyebalkan ini. Ghea mau dibantu tapi gengsi jika meminta secara terang terangan.
"Dracoo" rengek Ghea kesal. Draco memang tidak pernah peka.
"apa?"
"Ghea tidak bisa"
"lalu?"
"dasar laki laki dingin tidak berperasaan! tidak peka! kalau Ghea tidak sayang Ghea tidak mau jadi pacarnya" Ghea bergerutu pelan namun masih bisa terdengar oleh Draco.
Draco berusaha keras menahan senyumnya saat mendengar gerutuan Ghea.
Namun semua itu gagal, Draco tersenyum oh bukan senyum tapi menyeringai menaikkan kedua alisnya menggoda Ghea yang ada didepannya.
"ih!" Ghea memukul wajah Draco dengan perkamen yang ada ditangannya. Ghea menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya diatas meja, wajahnya benar benar merah padam.
---------------------
Gadis dengan surai platina tengah berjalan ditengah sepinya koridor bersama Blaise Zabini yang secara diam diam selalu menjadi pelindung gadis itu.
Gadis itu tidak pernah tau kalau Blaise sudah jatuh sedalam dalamnya pada seorang Lovegood.
"eum Blaise aku bingung, kenapa akhir akhir ini barang barangku jarang hilang dan tidak ada lagi yang suka menjahili ku saat aku berjalan sendirian" gumam Luna tengah berjalan didepan Blaise.
"mungkin mereka bosan" jawab Blaise sekenanya.
Padahal Blaise lah dalang dibalik semua itu, Blaise melakukan hal yang sama pada orang yang sudah mengganggu atau bahkan menjahili Luna.
Jika seseorang menyiramkan lahar panas pada Luna, Blaise akan melakukan hal yang sama pada orang itu secara diam diam dibelakang Luna.
Mungkin bukan hanya Blaise yang merasa sengatan yang berbeda, tapi Luna juga merasakan hal itu. Luna selalu merasa aneh saat dekat dengan Blaise, seperti ada banyak kupu kupu yang hinggap diperutnya saat bertemu Blaise.
"Blaise aku boleh bertanya?" Luna berbalik menghadap Blaise.
Blaise mengangkat satu alisnya, sepertinya pembicaraan yang akan dimulai oleh Luna sedikit serius.
"aku bingung dengan perasaanku, aku merasa aneh saat dekat denganmu,"
"kau tidak suka aku selalu dekat denganmu? kalau begitu maaf aku tidak akan mengganggumu lagi" Blaise menyela ucapan Luna yang bahkan belum selesai.
"bukan Blaise bukan itu yang aku rasakan, aku merasa aneh dengan perasaan... selalu ingin tersenyum saat melihat mu, kau selalu muncul didalam fikiranku akhir akhir ini walaupun aku sering mengusir bayanganmu tapi tetap tidak bisa"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Life || D.malfoy
FanfictionSejak kecil tinggal bersama seorang Draco Malfoy membuat Gheandra Wiltton merasakan kehangatan keluarga. Ghea yang tak pernah kenal dengan orang tuanya selalu mendapatkan kasih sayang dari orang tua baptisnya yaitu Lucius dan Narcissa Malfoy. Yang m...