Ribuan mil jaraknya dari kota bangkok, Sesosok pria tengah memandangi suasana malam kota Hongkong dari Apartement miliknya.
Sesekali, Pria itu menghela nafas kasar. Seolah tengah berusaha membuang masalahnya.
" Aku sudah menyiap kan semuanya. Termasuk berkas pekerjaan mu, sudah ku masukan ke dalam koper".
Seorang pria cantik datang. Memeluk hangat sosok tadi.
" terimakasih, Third sayang. Maaf karena harus meninggalkan kalian secara mendadak".
Pria yang di panggil Third tersenyum. Menggeleng kecil.
" tidak apa. Lagi pula, Mae dan Pho akan menemani kami. Kau tidak perlu khawatir Khai".
Khai mengecup pelan pucuk kepala omeganya.
"lalu, kapan kau akan berangkat?".
" Lusa. Sebelum itu aku harus ke Seoul terlebih dulu. Ada panggilan mendadak dari Tuan besar".
" aku akan segera kembali, setelah membuat perhitungan dengan Alpha yang berani kurang ajar dengan adik tercintaku".
Third mengangguk. Terkekeh.
" jangan terlalu kasar. Siapa tau Dia akan jadi adik iparmu".
Khai mendengus. Menarik sang Omega dalam pelukan.
" yeaahhh... Biar kulihat nanti, apa dia pantas bersanding dengan Domie ku".
Ucapnya.
Memang, satu jam lalu Khai mendapat kabar dari sang Mommy tentang apa yang terjadi dengan Adik kecilnya.
' Dr. Yo bilang, Dome sudah mengalami Heat sejak dua minggu yang lalu. Karena kejadian yang tiba-tiba, ia tidak sengaja tidur dengan seorang Alpha'.
' mommy khawatir dengan keadaan Adikmu, Khai. Apalagi, saat ini Mommy tidak bisa pulang. Phi mu baru saja melahirkan. Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian di Amsterdam'.
Wanita itu terlihat sangat cemas tetkala melakukan panggilan video call.
' biar aku yang pulang. Mommy jaga Phi Mok saja. Kasihan P'Mok jika di tinggal. Suaminya masih tugas di Maldives kan?' Pho juga masih di Beijing'.
Khai, sebagai anak ke dua berusaha menenangkan.
'tolong ya Khai. Dan kabari Mommy segera'.
Pria itu mengangguk. Sebelum memutus panggilan.
Khai kembali termangu menatap luar jendela. Dengan Third yang masih dalam pelukan.
' akan ku lihat sendiri Alpha seperti apa Dia'. Batinnya. Menahan gejolak amarah.
***
'mati kau Dome! Kali ini kau benar-benar akan mati!'.
Sosok itu terus saja merutuki dirinya tetkala mendapati orang yang sudah ia hindari selama dua minggu ini, tiba-tiba ada di sampingnya.
Berdiri. Melipat tangan di dada. Dengan tatapan mata seolah siap untuk membunuh.
" Phi...".
Dome tak menengok. Sibuk dengan cacatan di hadapannya.
" Phi Dome...".
Masih tidak ada tanggapan.
Atmosfer di antara mereka seketika berubah. Membuat tiga sosok lain di sana menatap bingung.Hanya Nine yang tau tentang masalah antara dua pemuda tersebut.
" rasanya sulit sekali untuk mengajakmu bicara. Kau selalu saja hilang entah kemana!".
" sejak awal kita juga tidak pernah dekat. Kenapa kau sekarang bertingkah seolah kita adalah teman lama". Pavel mendengus pelan. Sebal dengan perkataan sang Omega.
" jadi, apa yang ingin kau katakan padaku? Cepatla! Aku sibuk!".
" bukannya Kau yang memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadaku, Phi?".
" Huh?". Dome menatap bingung. Sebelum akhirnya paham.
" Maaf. Itu tidak akan terjadi lagi". Ucapnya. Ketus.
Nine yang melihat pertengkaran kecil itu, hanya bisa menghela nafas.
Pemuda mungil tersebut bebalik. Menatap temannya lamat-lamat.
" Dome.. Apa kau mengencani seorang Alpha?". Tanya nya. Tiba-tiba.
" Huh?".
" ku tanya, Apa kau mengencani seorang Alpha sekarang? Atau... Baru-baru ini?".
Yang ditanya terdiam sejenak.
" aku tidak pernah berkata tidak". Jawabnya. Penuh nada serius.
Pavel yang mendengar kalimat itu, mematung. Feromone nya mulai menyebar penuh amarah.
Membuat banyak orang pergi dari tempat tersebut.
" Apa kau bilang? Kau berkencan?". Ucapnya. " Apa itu benar?".
Dome menatap aneh sosok di depannya yang seolah tengah cemburu.
" KAU PUNYA ALPHA. TAPI... KAU SELALU DATANG PADAKU SAAT HEAT!". Alpha itu menatap miris.
"Baik! Bagus karena aku mengetahuinya sekarang. Jika itu maumu. Mulai hati ini, anggap saja Kita tidak pernah bertemu".
Pavel Bersiap pergi. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti tetkala mendengar suara keributan di belakangnya.
" Dome... Kau tidak apa-apa? Dome!". Nine bertanya.
'apa dia bereaksi dengan Feromon Pavel?'.Alpha tersebut berbalik.
Lihatlah, terduduk di kursi itu, Dome tengah terkulai lemas.
Tubuhnya gemetar hebat. Feromon nya menyebar kemana-mana.
Heat nya bereaksi karena amarah Pavel.
。。。。。
KAMU SEDANG MEMBACA
Love possesive (END)
RomancePavel tidak pernah tau kalau Dome, si Dokter adalah omega. Ia selalu mengira kalau pria berlesung pipi itu adalah seorang Alpha. Karena perawakannya yang tidak seperti kebanyakan Omega. Lalu, bagaimana jika ia harus terjebak dengan Dome yang sedang...