Kenyataannya...

1.3K 122 1
                                    

Pavel menatap marah sosok-sosok yang berdiri di hadapannya. Sedikit tidak percaya.

' Mommy... Daddy... Mommy Arthit... Daddy Kong...'.

' Uncle Max, Uncle Tul, Uncle Mew, Uncle Gulf....'.

' Bahkan Uncle Tine dan Uncle Sarawat ada di sini...'.

Dominant tersebut menghela nafas sejenanak. Berusaha menyingkirkan pikiran buruk yang mulai merusak otaknya.

"... Jadi.. Ada apa ini?".

" Pho... Phoom...".

" Phoom tau jika kalian menyembunyikan sesuatu dari ku, Mommy".

New terdiam. Menunduk.

" Sejak beberapa bulan yang lalu, Phoom sadar. Ada yang tidak beres selama ini".

" Mark dan Tin yang mengirim banyak pengawal.

Daddy yang sulit dihubingi.

Bahkan aku bisa mencium pheromone Uncle Max saat menemui Phi Singto".

Tidak ada yang menyela. Semua sosok disana benar-benar diam.

" Dan hari ini....

Aku menemukan benda ini ada di mejaku".

Pavel meletakan selembar surat. Serta foto diatas meja.

New serta Arthit terkejut. Berusaha menahan esmosinya.

Max, Tay, Mew, dan Sarawat hanya bisa terdiam.

Gulf dan Tine tidak berkata apa-apa. Menghela nafas.

Sementara Tiga sepupunya.

Singto, Tin, serta Mark.

Saling tatap.

Mereka tau siapa sosok di foto tersebut. Tapi, ketiganya kurang tau detail cerita dibalik foto itu.

Foto seorang pemuda yang seolah tengah tertidur pulas di dalam sebuah peti kaca. Dengan bunga yang mengelilinginya.

" Jika tidak ada yang mau menjelaskannya padaku, maka aku akan bertanya langsung pada orang yang seharusnya".

Mendengar kalimat tersebut, semua terperanjat. Kaget.

" Kau mau kemana, Phoom?".

" Pergi menemui pengirim surat itu, Mommy".

Kedua manik New membelalak.

" Jangan ke sana!!!".

" Kenapa? Kalian saja tidak mau menjelaskan apapun padaku".

" bu.... Bukan seperti itu...".

" LALU APA!!!".

Pheromone Pavel mulai menyebar.

" Tiba-tiba saja aku mendapat kiriman, kalau jasan sahabatku yang sudah meninggal bertahun-tahun lalu masih utuh. Yang seharusnya sudah membusuk".

" Dan kalian masih tidak ingin menjelaskan hal ini padaku??!!".

Pemuda itu tersenyum miris. Mendapati kenyataan kalau selama ini ia telah di bohongi.

" Bertahun-tahun kalian membohongiku. Dan sekarang pun...".

" Mereka tidak bermaksud begitu, Pav...".

" LALU APA TIN?!!".

Amarah Pavel benar-benar sudah meluap. Ia bahkan tidak menahan tekanan Pheromone nya lagi. Membuat lima sosok Omega di ruangan tersebut mulai gemetar.

Love possesive (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang