Queen Arthit

1.5K 136 0
                                    

" Jadi... Siapa yang ingin menjelaskannya padaku?".

Semua masih terdiam. Tertunduk dalam.

Bahkan Sarawat yang biasanya sulit diatur, kini benar-benar bungkam.

" Ohh... Masih Tidak ada yang angkat bicara...!!".

Kali ini dengan sedikit tekanan.

" Phi...".

" Diam kau Tul!!".

Omega itu membisu. Kembali tertunduk. Hanya bisa menatap iba empat Alpha disana. Yang sudah gemetar. Akibat tekanan Pheromone yang terlalu kuat.

Hening.

Tidak ada lagi yang berani membantah. Bahkan Kakak tertua. yang tidak lain adalah Raja Thailand.

Kongpob Suradet Phiniwat

Hanya bisa menutup mata, sembari menerima hukuman.

" Kenapa kalian tidak mengatakannya lebih awal?!!".

" Kalian sengaja menyembunyikan semua ini dari kami!!!".

" Jika begitu... Akan ku porak-porandakan seluruh Thailand sampai...".

" Itulah alasan kami tidak memberi taju semua ini padamu, Phi!".

Potong Tul. Beranjak dari posisinya. Berdiri mendekati sang kakak.

" Karena kami tau, P'Arthit dan Nong New akan melakukan hal itu. Menggerakan militer. Bahkan Kau akan mengabaikan rakyatmu sendiri. Ingat!!! Kau itu ratu. Omega sang raja Thailand".

Pria itu menegaskan. Menatap lekat sosok dihadapannya.

" Tapi kalian membiarkan Pavel dalam bahaya!!! Kalian tau akibat kecerobohan kalian??!!".

Sang adik terdiam.

Ya... Dia tau.

" Apa salahnya jika kalian mengatakannya padaku? Setidaknya pada Nong New!!".

New mengangguk. Kedua matanya menatap dingin. Penuh amarah.

" Kami... Kami tidak bisa...".

" Kenapa? KALIAN TAKUT AKU AKAN MEMBUNUH BANYAK ORANG LAGI!!".

"... IYA...!!!".

Tay yang menyela. Mencoba menetralkan tekanan di sekitarnya.

" Aku tidak mau kau melakukan itu lagi, Sayang. Aku....aku tidak siap jika harus kehilanganmu...".

Dominant itu menunduk. Sedih. Sang Omega hanya bisa membisu. Benci membenarkan kenyataan.

" Sudah cukup! Aku tidak mau dua kejadian yang paling ku benci kembali terulang".

" Tapi kau membahayakan anak kita, Tay....

Kau membahayakan Phoom....hiks... hiks...hiks...".

Tay beranjak. Mendekati Omeganya. Menarik dalam pelukan.

" Maafkan aku... Maafkan aku...".

Bisiknya. Berusaha menenangkan.

" Kau jahat! Aku membencimu!".

Buk

Buk

Buk

Dominant itu hanya bisa terdiam. Menerima setiap pukulan di dadanya.

" Kami juga Minta Maaf Phi...".

Love possesive (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang