Another story 'Yin Anan Wong'

3.2K 127 7
                                    


*kisah ini akan ada di dalam buku selanjutnya

Malam mulai datang. Puluhan kendaraan terparkir rapih. Berbaris sejenak. Mengantri. Tetkala memasuki lobi sebuah hotel ternama di Macau. Hongkong.

Sebuah BMW putih berhenti. Tampilannya yang mewah membuat beberapa tamu lain menoleh.

Menatap penasan denga sosok yang menaiki kendaraan mahal tersebut.

Tepat dibelakangnya, Buggati Veyron berwarna hitam bergaris biru ikut terparkir.

Dua sosok pemuda tampan bertuxedo turun. Sesekali, sosok yang perawakannya lebih lecil melambai pada para gadis pelayan. Berbanding terbalik dengan saudaranya yang masih menampilkan raut wajah dingin. Layaknya es.

Mereka berhenti sejenak, menunggu sepupunya turun dari kendaraan di depannya.

Semua tatapan mata tertuju, saat pintu BMW terbuka. Pavel dengan jasnya yang sedikit terbuka, membuat siapapun yang melihat akan tergiur, keluar penuh karisma.

Dominant tersebut beralih. Membuka pintu dimana Omeganya berada.

Pemuda manis itu terlihat begitu tampan sekaligus cantik. Dengan kemeja putih berpadu jas merah muda. Serta earing yang ia kenakan.

Senyumnya yang tersungging, membuat dimple manisnya tercetak jelas. Menambah kesan imut.

" Ayo!".

Pavel merengkuh posesive pinggang Omeganya, saat menyadari puluhan pasang mata terkagum dengan sosok Dome.

Tin dan Mark yang melihat hal itu hanya bisa menggeleng.

Memang. Sepupunya menjadi sangat posesive akir-akhir ini. Apalagi, semenjak Dokter tersebut dinyatakan hamil.

Keduanya menyadari, pesona Dome seolah meningkat pulihan kali lipat. Semakin tampan. Manis. Imut. Sekaligus manja.

Membuat siapapun yang melihatnya pasti akan tenggelam dalam pesona.

" Selamat datang Pangeran".

Yin dan Prom menyambut dengan senyum. Namun, yang disapa justru mendengus.

" Berhentilah memanggilku seperti itu". Ucapnya. Sembari menjabat tangan sang tuan rumah.

" Ayolah Pav... Setidaknya, malam ini kalian adalalah tamu istimewaku".

Pimpinan keluarga Wong tersebut terkekeh.

" Tetap saja itu menjengkelkan, Tuan Wong".

Sahut Tin.

Gelak tawa terdengar. Membuat semua pasang mata menoleh. Beberapa bahkan menjerit kecil saat tau siapa yang datang.

Para pangetan Thailand. Juga Permaisuri Dome yang sejak beberapa minggu tetakhir menjadi pembicaraan hangat setelah upacara pernikahan mewahnya dengan Pavel.

" Selamat atas kehamilan anda, Khun Dome".

Yin memberi selamat. Yang disambut senyuman.

" Terimakasih. Aku juga sanhat berterimakasih atas hadiah yang kau kirimkan".

" Itu hanya hadiah kecil dari saya".

Dome hanya bisa mengangguk. Mengiyakan saja.

'sebuah helikopter mewah ia bilang kecil. Hhuuufffttt.... Sepertinya aku mulai terbiasa dengan kegilaan para Alpha ini'.
Batinnya.

Mereka beranjak. Menuju lantai yang berbeda. Sedikit menjauh dari Balroom, dimana acara tengah berlangsung.

Ada ruangan khusus yang memang sudah disediakan oleh Yin. Untuk mengobrol santai.

Love possesive (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang