Dome terdiam menatap lamat Pavilliun di depannya.
Tubuhnya gemetar. Keringat dingin bercucuran. Sesekali ia menahan nafas. Mencoba menetralkan detak jantungnya yang sangat cepat.
'Aroma ini... Berbeda dari biasanya'.
Omega itu tau, Pheromone ini sangat berbahaya.
Tekanan yang diberikan seolah menuntut. Penuh nafsu. Dan sangat memabukan.
Bahkan, Heat Dokter itu mulai bereaksi.
" Khun Dome... Kumohon... Anda tidak boleh melakukan ini...".
Bibi Mueng. Terus saja memohon. Meminta sang Tuan Muda untuk tidak mendekati Pavel.
Dome menggeleng kecil.
" Aku akan menenangkan Pavel. Bibi... Tenanglah".
" Ta... Tapi....".
" Ini keputusanku. Aku tidak akan menyesalinya".
Omega itu tersenyum. Begitu tulus. Membuat wanita di hadapannya seketika terdiam. Tak berani melarang.
Perlahan, ia buka pintu itu.
Memasukinya.
***
Beberapa jam yang lalu
" Apa maksud Uncle? Pavel sedang Rut?".
Pria berbadan kekar itu mengangguk. Membuat Dome seketika bertambah marah.
" Lalu, kenapa Uncle justru melarangku??!! Hanya aku yang bisa menenangkannya".
" KAU TIDAK BOLEH KE SANA, DOME!!".
Omega itu mematung. Tepat diambang pintu.
" Ku mohon... Mengertilah...".
Ia berbalik. Menatap tak mengerti pria di hadapannya.
Tubuhnya sedikit gemetar sebab bentakan tadi.
" Kenapa...hiks... Kenapa aku tidak boleh?...hiks...".
" Aku hany ingin menolong Pavel...hiks... Apa dia tidak mencintaiku lagi...hiks..".
" Bukan begitu... Uncle hanya...".
" Lalu kenapa??!!".
Uncle Dong mendekati Tuan Mudanya, yang terduduk di ambang pintu. Memeluk lututnya sendiri.
" Karena Anda bisa saja terbunuh, Tuan Muda".
Omega itu menoleh. Masih terisak. Menatap sosok yang bicara.
Bibi Mueng datang. Di ikuti beberapa pelayan.
Wanita tersebut ikut duduk. Mengusap pucuk kepala Tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love possesive (END)
RomancePavel tidak pernah tau kalau Dome, si Dokter adalah omega. Ia selalu mengira kalau pria berlesung pipi itu adalah seorang Alpha. Karena perawakannya yang tidak seperti kebanyakan Omega. Lalu, bagaimana jika ia harus terjebak dengan Dome yang sedang...