Ide gila Tin Methanan

4.8K 382 5
                                    

Akhhhhh.... Hmmmmpppp...

Dome menjerit kesakitan, tetkala Pavel memasukan juniornya tanpa persiapan.

Alpha itu bermain sedikit kasar kali ini. Karena ia masih marah.

Tentu saja.

Tapi saat melihat air mata mengalir di pipi sang Omega, amarah Pemuda itu hilang entah kemana.

Ia belai pipi gembil Dome. Menghapus air matanya.

" apa aku menyakitimu, Phi?".

Dome tidak akan menjawab. Ia sibuk menggigit bibir bawahnya. Mencoba menahan desahan. Juga rintihan.

" kenapa Kita selalu melakukan ini saat kau tidak sadar". Ucap Pavel. Miris.

Ia terus memaju mundurkan juniornya. Memberikan sang Omega dalam kenikmatan.

Ahhh.... Ahhhh... Shhh...

Uggghhhh..... Hmmmpppp...

" akkkhhh.... Haaahh.. Haaahh...".

Muatan Dome keluar. Begitu juga Pavel. Ia kembali melumat bibir Dome yang sudah bengkak. Dan memerah.

" sepertinya kau sudah sadar, Phi?".

Tanya sang Alpha, tetkala melihat pemuda yang ada dalam pelukannya membuka mata.

" cihh! Kurang ajar kau Pavel".

Umpat Dome. Ia tidak bisa sembarang bergerak karena Alpha itu belum mengeluarkan Juniornya.

' bisa-bisa itu bangun lagi'. Batinnya. Memalingkan muka.

Entah mengapa, membayangkannya saja membuat Dome malu.

Pavel tersenyum kecil. Memandang wajah kemerahan sang Omega di pangkuannya.

Tanpa sadar, Tangan kekarnya terjulur. Menyentuh lembut pipi Dome. Membuat Dokter tersebut terdiam.

" aku baru sadar kau memiliki kumis tipis". Ucap Pavel.

Mengusap bagian kumis sang Omega. Membuat Dome menggigit bibir.

" jangan melakukan hal itu Phi!".

" huh?". 

Pavel mengecup pelan bibir Dome. Membuat pemuda tersebut sedikit terkejut.

" Jangan gigit bibirmu Phi. Jangan tunjukan dimple mu pada orang lain".

Alpha itu juga mengecup kedua dimple di pipi sang Dokter.

" apa yang kau katakan?!". Sang Omega memalingkan muka. Malu.

Pavel terkekeh kecil.

' ahhh... Aku ingin memakanmu lagi Phi'. Batinnya.

Tiba-tiba, Dome memegangi kepala.

" kenapa pusing kesali?".

" P'Dome?".

Yang dipanggil tak menjawab. Ia mencoba bangkit. Melenguh pelan tetkala mencoba mengeluarkan Junior Pavel.

" kepalaku sakit sekali". Ucapnya. Meraih pakaian. Sebelum akhirnya jatuh tergeletak di lantai. Tak sadarkan diri.

" P'Dome... Phi...".

Sang Alpha mulai panik. Merapihkan pakaian mereka dengan terburu-buru.

Prae yang sejak tadi berjaga di luar, ikut panik tetkala melihat Pavel menggendong temannya yang sudah pingsan.

" kenapa dia?".

" aku tidak tau. Tiba-tiba P'Dome pingsan. Badannya panas".

" Aku akan membawanya ke dokter".

Love possesive (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang