Surat

1.3K 126 2
                                    

Pavel kembali menghela nafas. Menatap malas Profesor yang tengah menerangkan materi di depan.

Pemuda tersebut sejak tadi hanya meletakan kepala diatas meja. Tidak peduli dengan pelajaran yang sama sekali tidak masuk ke otaknya.

" Kau kenapa, Friend? Merindukan P'Dome?".

Bisik Laem. Pavel mengangguk kecil.

" Aku sangat merindukannya, Laem. Bagaimana ini?".

" Bukankanya baru satu jam lalu kau bertemu dengannya? Dia bahkan mengantarmu ke kampus".

" yeaahhh... Aku tau itu, Bank. Tapi....".

" Tapi....".

" Aku tidak tau kenapa. Tiba-tiba perasaanku tidak enak. Rasanya tidak tenang jika aku belum melihat wajah manis omegaku".

Dominant tersebut benar-benar frustasi sekarang. Wajahnya kusut. Berkali-kali melirik jam. Berharap waktu segera berlalu.

" Bersabarlah. sebentar lagi bel berbunyi".

Pavel hanya bisa mengangguk lesu.

Sebenarnya, ia bisa saja keluar dengan seenaknya. Sebab, Kepala Dewan adalah anak buah Mew. Pamanya.

Tapi, Alpha tersebut tidak ingin menyalahgunakan hak. Jadi, ia hanya bisa terdiam. Menahan rasa gelisah dihatinya.

'Semoga tidak ada apa-apa'.

***

Sementara itu, Di Fakultas Bisnis

Tin dan Mark berdiri di balkon. Menatap halaman kampus. Tepatnya pada seorang satpam. Yang sibuk berkeliling.

Tak jauh dari satpam tersebut, beberapa petugas keamanan lain berkeliling. Memeriksa.

Begitu juga di parkiran. Disana dijaga. Sesekali orang-orang itu menoleh. Sekedar memberi hormat pada dua Tuan Mudanya.

" Bagaimana penjagaan di Fakultas Tekhnik?".

Mark menoleh. Memasukan ponsel kembali ke saku.

" Aman. Pavel masih di kelas. Tapi...sepertinya P'Dome tidak menghadiri kelas.

Dia pergi bersama Uncle Dong menuju Dorm kampus".

Tin mengangguk.

" Hari ini adalah waktu pindahan. Mungkin dia membantu".

" Tapi... Akankah baik-baik saja meninggalkannya hanya bersama Uncle Dong?".

Pria playboy itu sedikit ragu.

" Tenanglah.... Aku sudah menyuruh beberapa orang untuk mengawasi mereka dari jauh. Setidaknya, dalam jangkauan kalau P'Dome dan Pavel tidak menyadari apa yang kita lakukan".

Mark terdiam. Menghela nafas sejenak.

***

Kembali ke Tekhnik

Hanya menunggu menit sebelum jam kuliah selesai. Tapi, Pavel tiba-tiba saja meminta izin untuk pergi.

Sang Dosen yang mengetahui siapa Pemuda tersebut segera mengizinkan.

Bahkan Laem, Bank, dan Sharp hanya bisa menatap bingung. Apalagi, setelah melihat ekspresi Dominant tersebut.

Dingin. Seolah siap membunuh siapapun.

Pavel berjalan menuju halte. Menunggu taxi. Ia tidak membawa mobil. Sebab P'Dome mengantarnya tadi pagi.

Tatapannya kosong. Dengan sebuah kertas yang masih di genggam.

Love possesive (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang