Setelai Badai

1.9K 143 1
                                    


Akhirnyaaaaa...

Andai saja ini tulisan bisa ngetik sendiri.

Pasti gak perlu repot pencet sana, pencet sini.

Edit sana. Edit sini.

Maaf ya jika end nya kurang suka.

Ehh... Ini belum end kok. Baru mau end.

Hehehehe

Jika ada saran, kalian bisa Coment dibawah.

Atau mau ngasih saya inspirasi juga boleh.

Terimakasih




。。。。。。。。。



Kedua manik pemuda itu mulai mengerjap. Menyesuaikan dengan cahaya ruangan yang memang cukup terang.

Suara detik jam di dinding. Berpadu dengan alunan musik lembut dari sebuah ponsel yang tergeletak begitu saja di atas meja.

' dimana aku?'.

Batinnya.

Menelisik setiap sudut ruangan yang berwarna putih dan biru laut. Namun terkesan mewah.

'rumah sakit?'.

Pavel meringis sejenak. Mencoba mengingat apa yang terjadi padanya.

Seketika kedua maniknya membulat. Mulai panik.

" P'Dome...".

Ia berusaha bangkit. Namun, sebuah lengan memeluk erat perutnya. Membuat Alpha itu tertdiam sejenak.

Rasa khawatir yang ada beberapa saat lalu seolah hilang. Saat melihat wajah sosok itu.

Domie nya tertidur begitu nyenyak. Bahkan membenamkan hampir seluruh wajahnya di perut Pavel.

Membuat Dominant tersebut mau tidak mau terkekeh.

" aku senang kau baik-baik saja".

Gumamnya pelan. Sembari menyibak rambut sang Omega. Membuat sebuah perban kecil di dahi terlihat.

Pavel mengusap perban tersebut. Ada tatapan khawatir di kedua maniknya.
Omeganya terlihat lelah. Bahkan lengannya juga di perban. Dengan selang infus yang masih tertancap.

" Apa kau lelah? Kenapa kau bisa kurus sekali?".

Dome yang masih tertidur akibat efek obat, tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Pavel memilih kembali tidur. Merengkuh omeganya semakin erat dalam pelukan.

***

" Biarkan saja dulu".

New mengangguk kecil saat mendengar perkataan Arthit. Omega yang juga seorang Ratu itu, menyuruh dokter untuk kembali. Menunda pemeriksaan terhadap Pavel yang baru saja siuman.

Ya... Sekarang.... Mereka semua tengah berada di depan pintu ruangan inap Alpha tersebut.

Beberapa saat lalu, mereka tau kalau pemuda itu baru saja siuman. Namun, saat melihat adegan manis di dalam ruangan, mereka memilih terdiam di depan kamar.

" Sepertinya mereka tertidur lagi".

Ucap New. Masih mengintip ke dalam ruangan. Tersenyum kecil.

" Mereka pasti lelah".

Timpal Gulf. Ikut mengintip. Begitu juga Tul.

" Haaahhh.... Ku pikir semua ini tidak akan berakhir begitu saja".

Love possesive (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang