Hai? Udah berapa lama kita ngga ketemu?
****
1. Tobot No!😵😡
Walau suka dan hobi sekali mengoleksi berbagai jenis robot dan action figure lainnya, tapi entah mengapa Logan ini rasanya punya kecenderungan paradoksial terhadap mainan favoritnya; dia suka mengoleksi robot, tapi takut kalau robotnya itu benar-benar hidup!
Lho, kok bisa? Memangnya robot apa sih yang benar-benar hidup?
"Tobot No tatuuuuuttttt huhuhuhu...."
Oalah, ternyata biang keladinya si Nono lagi.
Renjun yang baru saja memakai celemek jadi harus tergopoh-gopoh mengecek keadaan waktu Logan menjerit histeris dengan wajah berlinang air mata. Anak itu, dengan tangannya yang terulur lucu, minta digendong sembari terus mengucapkan kata-kata yang sejujurnya tak dapat Renjun pahami; tobot No tatut, katanya. Renjun yang awalnya mau minta eksplanasi dari si bayi yang terus menangis itu jadi mengerti waktu akhirnya Jeno datang dengan bertelanjang dada, tertawa keras dan terlihat sekali puas. Papa tampan yang kadar nakalnya sudah tidak tertolong itu tampaknya tidak menyadari bagaimana Logan yang semakin histeris mendapati kedatangannya, dengan mata basahnya yang seolah terus menghindar untuk melihat--err perut kotak-kotak papanya.
Di detik itu Renjun jadi sadar sekaligus semakin kebingungan, jadi, yang ditakuti Logan itu perut berotot suaminya? Perut kotak-kotak yang katanya seperti--robot?
"Huhuhu...."
"Shhh ngga Sayang, tobot Nonya udah ngga ada tuh, tuh Papa Nononya udah pake baju..."
Renjun yang berakhir duduk di sofa--padahal sebelumnya berniat membuat cheese cake dengan si sulung--itu masih berusaha untuk meredakan tangis si calon kakak, berusaha membuat si bayi tampan itu setidaknya tenang. Chenle yang ia tinggalkan dengan separuh adonan yang belum jadi untungnya langsung siap tanggap waktu mendengar tangisan adiknya. Si kakak setinggi lampu yang akhir-akhir ini sedang semangat-semangatnya mengajak sang mama untuk membuat kue itu langsung membulatkan mata kaget waktu mendapati Logan berlinang air mata seraya berkata,
"mama sekalang tolongin Lolo yah bial aku yang ulusin kuenya!!"
Katanya, dengan wajah serius dan instruksi andalannya. Renjun yang yakin bahwa Chenle bisa ditinggal sementara akhirnya menyambut Logan yang menangis tersedu-sedu, membawa tubuh mungil itu untuk menangis dan bersembunyi di perutnya yang besar--kebiasaan si bayi tampan kalau sedang menangis, merengek, atau hanya sekedar ngambek.
"Tobot Nonya udah ngga ada tuh, Lolo udah ya nangisnya ya? Emang ngga cape hum nangis terus?"
"TATUUUTTT!!"
Renjun meringis kikuk waktu tangis anaknya semakin menjadi-jadi. Ibu hamil itu menghela napas lelah lantas mengelus surai lepek Logan dengan sayang, sesekali mengurut punggungnya kalau Logan mulai terisak-isak. Sejujurnya ia tidak tega, dan juga tidak habis pikir. Memangnya kembaran bayi dan papa ini tadi main apa sih? Masa ditinggal main berdua begitu saja sudah sampai membuat heboh rumah? Mana Jeno pakai telanjang dada segala lagi! Renjun kira suaminya itu hanya akan tebar pesona pamer abs sana-sini kalau sedang bersama Renjun saja, tapi ternyata, sama bayi-bayinya juga begitu ya?
"Lo Papa udah pake baju nih! Udah ga jadi tobot lagi!"
Yang tengah dipikirkan di dalam kepala akhirnya muncul juga, lengkap dengan pakaian atasnya yang hanya berupa kaus hitam kesayangan. Si pria dewasa yang wajahnya serupa si bayi tampan itu tampak panik waktu mendapati kembaran bayinya yang masih tersedu-sedu di perut istrinya, meski sedetik kemudian ia kembali tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
FanfictionMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./